TUBAN, KOMPAS.TV - Ratusan warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek strategis nasional pembangunan kilang minyak yang dulu dikenal kampung miliarder di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa tersebut ditujukan kepada PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). Mereka menagih janji kepada perusahaan karena sebelumnya berjanji akan memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja.
Baca Juga: Warga Kampung Miliarder Tuban Kini Menyesal Jual Tanah ke Pertamina
Adapun janji tersebut disampaikan pihak PT Pertamina GRR Tuban saat melakukan proses pembebasan lahan. Namun, belakangan ada syarat yang harus dipenuhi untuk warga lokal yang ingin menjadi pekerja.
Koordinator aksi bernama Suwarno menyampaikan, pihak perusahaan mensyaratkan pekerja yang berasal dari warga lokal harus di bawah usia 50 tahun.
"Ada pembatasan persyaratan usia yang dilakukan pihak perusahaan di atas 50 tahun tidak diperbolehkan," kata Suwarno dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Padahal, kata dia, janjinya pada saat itu ketika proses pembebasan lahan, perusahaan tidak menyampaikan adanya persyaratan yang mempersulit warga.
Baca Juga: Sosiolog: Miliarder Tuban Terkena Demonstration Effect
"Ini gimana pekerja kasar aja tidak diperbolehkan, Tapi, kenyataannya ada pekerja dari luar ring 1 yang usianya di atas batas umur yang ada," ujarnya.
Karena sebab itulah, kemudian banyak warga di kampung miliarder itu yang kini mengaku menyesal telah menjual tanahnya kepada pihak Pertamina.
Musanam, warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi salah satu warga yang merasakan penyesalan itu.
Musanam karena itu turut serta dalam aksi unjuk rasa di kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban pada Senin (24/1) kemarin.
Baca Juga: Belasan Mobil Mewah Miliarder Tuban Rusak Akibat Kecelakaan, Pemiliknya Ternyata Belum Bisa Nyetir
Musanam menjelaskan dirinya memutuskan menjual lahannya kepada PT. Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban karena terbuai dengan janji manis perusahaan.
Kala itu, kata Musaman, pihak perusahaan berjanji akan memberikan pekerjaan dalam proyek pembangunan kilang minyak tersebut.
Namun, janji tersebut urung dia dapatkan hingga kini. Karena sebab itu, Musanam kini harus kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani.
Sebab, lahan pertanian miliknya sekaligus rumah yang ia tempati telah dijual untuk kepentingan proyek nasional pembangunan kilang minyak tersebut.
Baca Juga: Penampakan Rumah Baru Nan Mewah Milik Miliarder Mendadak di Tuban
Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, Musaman mengaku terpaksa menjual beberapa ekor hewan peliharaannya.
"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam dikutip dari Kompas.com.
Nasib serupa juga dialami Mugi (59), perempuan yang tinggal di kampung miliarder ini juga nyaris tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya seluas 2,4 hektare dijual ke PT Pertamina.
"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual saya tidak ada penghasilan," tutur Mugi, di sela-sela aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Kampung Miliarder di Tuban Mendadak Digeruduk Sales, TNI-Polri Berjaga Sampai 24 Jam
Mugi menceritakan, dahulu lahan pertanian miliknya seluas 2,4 hektare itu dibeli oleh pihak Pertamina dengan harga Rp2,5 miliar lebih.
Uang hasil penjualan lahan tersebut, kata dia, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya dan sisanya ditabung.
Menurut pengakuan Mugi, sebenarnya dirinya tidak ingin menjual lahan pertaniannya kepada pihak Pertamina. Tetapi, dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah.
"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," ujar Mugi.
Baca Juga: Tarsimah, Warga Desa Miliarder Tuban yang Tak Dapat Apa-apa Karena Tidak Punya Lahan untuk Dijual
Itu sebabnya, Mugi bersama ratusan warga kampung miliarder lainnya yang merasa kecewa turut melakukan aksi unjuk rasa ke kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban.
Sementara itu, perwakilan PT Pertamina GRR yang berada di lokasi bernama Solikhin mengatakan akan menyampaikan tuntutan warga tersebut kepada pihak manajemen di pusat.
Solikhin mengaku tidak berhak memberikan keterangan kepada publik terkait permasalahan warga yang berunjuk rasa itu.
"Ya, nanti pihak coorporate yang akan menjawab semuanya melalui lembaran press release," ucap Solikhin.
Baca Juga: 15 Mobil Baru Miliarder Tuban Kecelakaan, Dealer: Sudah Selesai Perbaikan Gratis
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.