MADIUN, KOMPAS.TV - Harga minyak goreng yang masih tinggi, membuat sejumlah pedagang gorengan di Madiun, Jawa Timur, memilih untuk menaikkan harga jual gorengan. Guna menekan kerugian, para pedagang lebih memilih menaikkan harga ketimbang mengurangi ukuran dagangan. Meski konsekwensinya harus menerima komplain dari para pelanggan.
Tingginya harga minyak goreng yang terjadi saat ini, membuat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Madiun, Jawa Timur, menjadi semakin bimbang. Pasalnya, mereka tidak bisa berbuat banyak, menyeimbangkan antara keuntungan dan modal usaha yang harus dikeluarkan.
Seperti yang dialami oleh Sri Sugiarti, pelaku usaha gorengan cakwe di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo ini. Untuk mensiasati tingginya harga minyak goreng, dirinya lebih memilih menaikkan harga, daripada mengurangi ukuran dagangannya.
Keputusan ini dipilih para pedagang, sebab jika ia mengurangi ukuran cakwe, akan berpengaruh pada hasil produksi seperti kering dan menjadi gosong saat penggorengan, karena ukuranya yang semakin kecil. Sehingga ia memilih menaikkan harga yang semula 1000 rupiah perbiji, menjadi 1500 rupiah per biji cakwe, meskipun tak jarang ia mendapatkan komplain dari para pelanggan.
Dalam sekali produksi, pedagang gorengan ini membutuhkan sekitar 10 liter minyak goreng kemasan. Dengan tingginya harga minyak goreng kemasan yang tembus harga 19 ribu rupiah ini, secara otomatis keuntungan yang diperolehnya juga semakin berkurang.
Para pedagang gorengan berharap, harga minyak goreng akan kembali normal. Agar pelaku usaha berbahan baku minyak goreng, dapat bertahan dan tidak mengalami kerugian atau bahkan gulung tikar.
#beritamadiun
#minyakgoreng
#gorengan
#hargaminyak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.