Kompas TV regional hukum

Firli Ungkap Pimpinan dan Pejabat KPK ke Yogyakarta Naik Pesawat karena Lebih Murah Ketimbang Kereta

Kompas.tv - 30 Oktober 2021, 05:45 WIB
firli-ungkap-pimpinan-dan-pejabat-kpk-ke-yogyakarta-naik-pesawat-karena-lebih-murah-ketimbang-kereta
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan dalam rangka pengalihan pegawai KPK menjadi ASN oleh Badan Kepegawaian Negara, Rabu (5/5/2021). (Sumber: Dok. KPK)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua KPK Firli Bahuri membantah rapat kerja atau raker yang digelar lembaga antirasuah selama tiga hari di Yogyakarta sebagai pemborosan.

Ia menyebutkan rombongan pimpinan dan pejabat struktural KPK bahkan memilih menggunakan sarana transportasi yang ongkosnya paling murah.

Baca Juga: Novel Baswedan Balas Ghufron dan Alexander: Kelebihan Pimpinan KPK Sekarang Suka Berbohong

Untuk ke Yogyakarta, kata Firli, terdapat berbagai alternatif transportasi yang bisa digunakan. Namun, Firli memilih transportasi pesawat daripada kereta api karena biayanya lebih murah.

"Jadi saya sampaikan ya, kami datang ke Yogyakarta ada berbagai alternatif transportasi yang bisa dipakai. Tapi kami ambil yang paling murah,” kata Firli saat ditemui seusai bersepeda bersama pimpinan dan pejabat KPK di Sleman, Yogyakarta, Jumat (29/10/2021).

“Ada kereta api, tetapi kereta lebih mahal dibandingkan pesawat. Tetapi kita jangan bicara tentang murah atau mahal, tetapi tujuannya.”

Firli menegaskan, Firli menegaskan, dirinya bersama pimpinan lainnya dan pejabat struktural KPK bukan untuk jalan-jalan alias pelesir selama berada di Yogyakarta.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK: Raker di Yogyakarta Pakai Hotel Bintang 5 tapi Tarifnya Bintang 3, Kenapa Tidak

"Kami di Yogyakarta bukan jalan-jalan, tapi ada kegiatan yang harus diselesaikan," ucapnya.

Firli menjelaskan, undang-undang sejak perubahan kedua atas UU Nomor 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi disahkan pada 16 Oktober 2019, ada beberapa hal yang harus disesuaikan termasuk regulasi yang harus diterapkan.

Melalui raker di Yogyakarta, kata dia, jajaran pimpinan serta pejabat struktural menyusun dan mengevaluasi capaian kinerja KPK selama dua tahun terakhir yakni 2019 sampai 2021.

Selain itu, Firli melanjutkan, dalam raker tersebut juga dibahas perencanaan kinerja KPK untuk dua tahun ke depan. 

Namun, Firli menambahkan, pembahasan dalam raker tersebut tak hanya mengevaluasi capaian kinerja, tetapi juga mengevaluasi efektivitas dan efisiensi anggaran, termasuk membahas bagaimana penghitungan anggaran di masa mendatang.

Baca Juga: Pimpinan KPK Jelaskan Alasan Rapat Kerja di Hotel Bintang 5, Singgung Giri, Sujanarko hingga Febri

Hal ini, kata Firli, dilakukan sebagai salah satu ciri organisasi yang ingin maju. Karena itu, selalu berupaya melakukan evalausi agar ada perubahan ke arah yang lebih baik.

"Pak Alex (Alex Marwata) ini punya pengalaman periode keempat kemarin sekarang masuk periode kelima, sudah dua tahun tentu beliau yang bisa mengevaluasi bagaimana yang lalu, bagaimana sekarang, dan bagaimana ke depan," ujar Firli yang didampingi Wakil Ketua KPK Alex Marwata.

Lebih lanjut, Filri mengatakan, rapat kerja itu juga sekaligus menyiapkan peta jalan KPK hingga 2045, karena pada tahun itu diperkirakan Indonesia masuk dalam lima kekuatan ekonomi dunia. 

"Karena itu KPK harus memberikan sumbangsih, harus memberikan peran," tutur Firli.

Baca Juga: Sama Seperti TWK? Tjahjo Kumolo Minta Kapolri Listyo Adakan Seleksi Khusus bagi Mantan Pegawai KPK

Sementara itu, Alexander Marwata menambahkan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan KPK di Yogyakarta sudah sejak awal disusun dan tidak akan melebihi plafon yang sudah ditentukan.

"Pasti. Itu saya pastikan dan juga tidak akan mengganggu anggaran operasional untuk kegiatan yang lain, misalnya kegiatan penindakan. Itu betul-betul sudah kami alokasikan dari awal dan saya yakin pasti ada sisa," ujar Alexander.

Menurutnya, kegiatan raker kali ini jauh lebih hemat dibandingkan sebelumnya karena seluruh pejabat struktural KPK digabung, tidak seperti dulu yang digelar sendiri-sendiri di setiap biro dan direktorat di KPK.

"Jadi bukan seolah-olah itu hal yang baru buat KPK. Sekarang kami satukan jangan setiap biro, setiap direktorat, setiap kedeputian mengadakan raker sendiri-sendiri karena kita satu tujuan," kata Alexander.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Setuju Kapolri Rekrut 57 Mantan Pegawai KPK

Adapun pemilihan hotel bintang lima sebagai tempat raker, kata Alexander, karena seluruh hotel baik bintang tiga, bintang empat, dan lima terdampak pandemi.

Sedangkan Sekjen KPK Cahya H Harefa menuturkan biaya paket rapat sebanyak 55 peserta raker KPK disesuaikan dengan Standar Biaya Umum (SBU) di Yogyakarta mulai Rp700.000 sampai Rp1.000.000 per orang.

"SBU-nya di Yogyakarta itu antara Rp700.000 sampai Rp1.000.000. Kira-kira paket pertemuannya segitu ya, kami mengikuti itu," kata Cahya.

Baca Juga: KPK Dukung Wacana Jaksa Agung yang Ingin Terapkan Tuntutan Hukuman Mati buat Koruptor

 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x