BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Terletak rapi di etalase pameran temporer yang digelar dalam rangka Hari Museum Indonesia 2021 di halaman Museum Waja Sampai kaputing (Wasaka) Banjarmasin, Parang Kayutangi, tampak masih utuh.
Gagangnya berwarna cokelat hitam dan besinya nampak sudah mulai berubah tekstur.
Parang Kayutangi, itulah yang ditunjukkan Komunitas Wasi Pusaka Banua saat kami menanyakan koleksi apa yang paling bermakna yang dimiliki komunitas tersebut.
Baca Juga: Keren! Koleksi Benda Pusaka Historis Kalsel di Pameran Temporer Peringati Hari Museum Indonesia
Ya, benda pusaka berusia lebih 200 tahun tersebut memang menjadi benda spesial, bahkan komunitas ini pun menggunakannya sebagai bagian dalam logo komunitas yang mereka gunakan.
Parang Kayutangi memiliki nilai historis yang berkaitan dengan Kerajaan Kayutangi yang ada di Kalimantan Selatan.
Seorang anggota Komunitas Wasaka menjelaskan, cerita dibaliknya konon adalah ketika Sang Raja Sultan Sulaiman yang bingung bagaimana cara mensejahterakan rakyat jika membuat seorang kerajaan.
Lalu menurut alim ulama, sang raja diminta mengambil parang tersebut dari dalam pohon.
"Saat raja menarik tangannya dari dalam pohon, keluarlah parang tersebut," tuturnya.
Baca Juga: Karnaval Banjarmasin Sasirangan Festival 2021, Pesona Kain Khas Banjar Kalimantan Selatan
Kerajaan tersebut dikatakan berada di kawasan Karang Intan, Kabupaten banjar.
Namun sayang, karena parang kayutangi merupakan koleksi pribadi sehingga data terkait pemilik sebelumnya dari Parang Kayutangi yang saat ini dimiliki komunitas Wasaka masih minim.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.