KOMPAS.TV - Menyambut pergantian Tahun Baru Islam, sejumlah warga melakukan tradisi pencucian benda pusaka.
Selain merawat warisan leluhur tradisi ini juga dimaknai sebagai pembersihan diri.
Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah atau juga dikenal sebagai 1 Suro dimanfaatkan sejumlah kolektor benda pusaka untuk melakukan tradisi penyucian atau jamasan benda pusaka.
Seperti yang dilakukan Budi Mulyono, kolektor benda pusaka asal Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Menuju 1 Muharram, Berikut Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1443 H
Tradisi ini bertujuan melestarikan benda pusaka yang merupakan warisan leluhur dan menjaga agar benda pusaka tidak rusak akibat karat pada besi.
Pembersihan benda pusaka keris dan tombak rutin dilakukan tiap satu tahun sekali menjelang 1 Suro.
Tradisi jamasan juga dilakukan kolektor benda pusaka di Jember, Jawa Timur.
Setidaknya ada seratus benda pusaka yang dimiliki Wildan Gunawan.
Baca Juga: Jasa Cuci Benda Pusaka Meraup Untung saat Bulan Suro
Tradisi mencuci atau memandikan benda pusaka seperti keris dan tombak biasanya dilakukan Wildan bersama pencuci benda pusaka yang ahli dibidangnya.
Proses pembersihannya pun menggunakan cara tersendiri.
Perasan jeruk nipis dicampur sabun digunakan untuk mengangkat kotoran yang menempel namun tidak merusak kondisi logam pusaka.
Selanjutnya, cairan ramuan khusus yang disebut warangan pusaka akan dioleskan pada keris maupun tombak.
Selain menjaga warisan leluhur, tradisi jamasan pusaka ini juga dimaknai sebagai pembersihan diri saat menyambut tahun yang baru.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.