KUPANG, KOMPAS.TV - Para korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah setempat.
Di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kupang, NTT, warga mendapatkan bantuan bencana berisi satu kilogram beras, sebungkus mi instan dan sebutir telur ayam.
Meidel Amtiran (46), salah satu warga yang tinggal di RT 7, RW 4, Kelurahan Teunbaun, mengaku menerima bantuan itu pada Sabtu (17/4/2021).
"Bantuannya saya dapat dari pemerintah yang disalurkan melalui RT yakni satu butir telur, sebungkus mi instan dan beras satu kilogram. Bantuannya masih saya simpan sampai sekarang," kata Amtiran, Selasa (20/4/2021).
Baca Juga: Sejumlah Warga NTT Pesta Kembang Api usai Listrik Menyala setelah 2 Minggu Padam Pasca Bencana
Amtiran merupakan salah satu korban bencana badai seroja yang menghantam wilayah NTT beberapa waktu lalu. Rumahnya rusak berat tertimpa pohon beringin saat badai datang pada Minggu (4/4/2021) sore.
Ia mengatakan, bantuan dari pemda setempat baru didapatkan sekitar dua pekan setelah terjadi bencana. Sebelumnya, dia bahkan harus meminta bantuan dari saudaranya yang ada di Kota Kupang.
"Kami masyarakat yang kena musibah langsung di sini bingung dengan pemberian bantuan model begini. Kami tidak habis pikir kok bisa ada bantuan yang model begini padahal bencana besar sekali," ucap Amtiran.
Bantuan itu, kata Amtiran, diperoleh dari Ketua RT yang mendatangi rumahnya. Meski begitu, Amtiran tetap bersyukur bisa selamat dari bencana alam tersebut.
Baca Juga: Puluhan Ribu Dokumen Kependudukan Korban Banjir NTT dan NTB Sudah Diganti
"Bantuan ini, kami anggap sebuah lelucon. Ini kata kasarnya sudah hina kami. Walau kami diterpa bencana seperti ini, tapi kami masih ada pisang, kelapa ubi yang nilainya masih lebih tinggi dari bantuan pemerintah," paparnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Amtiran mengunggah bantuan itu di media sosial Facebook dengan akun Ken Adolof. Tujuannya, agar masyarakat bisa menilai bantuan dari pemerintah itu.
Unggahan itu, kata dia, juga menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dari tingkat bawah hingga pusat.
"Menurut kami, kalau bantuan yang sifatnya tanggap darurat baru diberikan setelah dua minggu kami anggap itu tidak ada guna lagi," katanya kesal.
Sementara itu, warga Dusun 9, RT 29, RW 14, Desa Merbaun, Yuli Bureni mengaku juga menerima bantuan dengan jumlah yang sama.
“Ini bantuan aneh. Kami merasa seperti diolok oleh pemerintah dengan bantuan beras satu kilo dan telur sebutir ditambah mie satu bungkus," sambung Bureni.
Baca Juga: PLN Akan Segera Pulihkan Seluruh Jaringan Listrik NTT 21 April Mendatang
Terpisah, Camat Amarasi Barat Kornelis Nenoharan mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan berupa beras, mi instan, telur, minyak goreng, dan sebagainya kepada masyarakat dalam dua tahap.
"Kami distribusikan bantuan untuk warga korban bencana di enam desa dan satu kelurahan," kata Kornelis.
Bantuan tahap pertama yang diberikan pada Rabu (14/4/2021), terdapat 2.500 kilogram beras, 50 kardus mi instan, 48 rak telur, 18 kantong minyak goreng ukuran dua liter, dan lima lembar tikar. Lalu, bantuan tahap kedua diberikan pada Sabtu (17/4/2021).
Bantuan itu berupa 2.500 kilogram beras, satu unit genset, 30 buah matras, 16 kilogram gula pasir, 20 kaleng ikan kalengan, satu buat tandon berukuran 750 liter, 50 saset wilpet, 50 bungkus masker, 50 kardus mi instan, 10 kilogram gula pasir, lima kardus air mineral ukuran 1,5 liter.
Baca Juga: Warga Terdampak Siklon Seroja di NTT Dapat Bantuan 1,5 Ton Rendang dari Pemprov Sumbar
"Jadi kami bagikan bantuan itu secara merata. Kepala desa dan lurah tentu akan secara bijaksana membagi sesuai tingkat kerusakan rumah setiap warga," kata Kornelis.
Kornelis menilai, jika bantuan dibagi rata, tak mungkin warga hanya mendapat satu kilogram beras. Setidaknya, setiap kepala keluarga mendapat hampir dua kilogram beras. Sedangkan jumlah telur dan mi instan memang tidak cukup.
"Artinya semua bantuan itu kami distribusikan secara merata kepada masyarakat. Meskipun hanya satu butir atau satu bungkus asal sampai ke orangnya," tandas Kornelis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.