Kompas TV regional kriminal

Kadisdik Papua: Kepada KKB, Guru yang Kalian Bunuh Itu Penyelamat Anak-Anak Kalian

Kompas.tv - 12 April 2021, 21:18 WIB
kadisdik-papua-kepada-kkb-guru-yang-kalian-bunuh-itu-penyelamat-anak-anak-kalian
Kepala DPPAD Papua, Christian Sohilait. (KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Hariyanto Kurniawan

PAPUA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait mengutuk keras perbuatan para Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Ia menitipkan pesan kepada para pelaku penembakan bahwa guru-guru yang jadi korban adalah penyelamat anak-anak dari kebodohan.

"Guru-guru yang kalian bunuh itu mau menyelamatkan anak-anak kalian (dari kebodohan)," kata Sohilait di Jayapura, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (12/4/2021).

Baca Juga: Pemerintah Tebus Uang Berjumlah Besar untuk Evakuasi Jenazah Guru Korban Tembak KKB

Sebelumnya, dunia pendidikan di Provinsi Papua berduka setelah seorang guru Sekolah Dasar (SD) Inpres Beoga, Oktovianus Rayo, dan guru matematika Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga, Yonatan Randen, tewas ditembak KKB.

Kedua guru itu ditembak KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Guru Oktovianus dan Yonatan ditembak pada waktu yang berbeda. Oktovianus pada Kamis (8/4/2021) dan Yonatan pada Jumat (9/4/2021).

Oktovianus Rayo ditembak saat sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis, sekitar pukul 09.30 WIT. Ia tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan.

Baca Juga: Tambah Personel, Polisi Buru Komandan KKB Nau Waker Penembak Mati 2 Guru di Papua
 
Sedangkan Yonathan menjadi korban penembakan pada Jumat sorenya. Juga mengalami luka tembak di bagian dada. Yonathan sempat dilarikan masyarakat ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong.

Kedua jenazah dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021). Hal itu bisa dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.

Kejadian ini sangat memukul DPPAD Papua karena tidak banyak yang mau ditempatkan di Beoga

Sohilait menyebutkan, letak secara geografis dan sarana infrastruktur yang minim di Beoga membuat tak banyak guru yang mau ditempatkan di lokasi itu. Apalagi, Beoga berada di ketinggian 3.500 meter dari permukaan laut.

Baca Juga: Pengamat Terorisme: Pemerintah Harus Dekati Masyarakat Papua agar Tak Terpengaruh KKB

Sohilait juga menampik tuduhan KKB yang menyebut Oktovianus adalah mata-mata aparat keamanan. Ia menyebut tuduhan itu sangat keji.

"Mereka berdua itu guru-guru honorer, karena tidak mungkin ada guru saya dengan situasi begitu mau mempertaruhkan nyawanya dengan membawa-bawa senjata, saya pikir itu tidak benar. Jangan mengalihkan opini setelah kalian menghilangkan orang punya nyawa," kata Sohilait seperti dikutip dari Kompas.com.

Sohilait menyebut masih ada tujuh guru yang berada di Beoga. Kemarin (10/4/2021), tiga guru dan dua keluarganya sudah dievakuasi.

"Masih ada tujuh guru di Beoga, tapi dalam perkembangannya mereka bisa ukur-ukur sendiri apa mereka mau dievakuasi atau tetap di Beoga," ungkap Sohilait.

Baca Juga: Jenazah 2 Guru Korban Penembakan KKB Papua Tiba di Timika
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x