Sementara itu, seorang warga bernama Mathias menuntut hal yang sama seperti Silvester Bewermbo.
Mathias mendesak Pemkab Mimika dan institusi TNI memberikan ganti rugi kepada keluarga korban atas peristiwa penembakan itu.
Menanggapi tuntutan pihak keluarga, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyesalkan terjadinya peristiwa kericuhan yang berbuntut pada penembakan terhadap warga di kawasan Pomako pada Minggu, 7 Maret 2021 malam.
Baca Juga: Kronologi TNI Tembak Mati Anggota KKB Papua, Berawal Serang Pos Keamanan Saat Dini Hari
Menurut dia, aksi yang dilakukan warga dengan memblokade jalan bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan.
Sebab, dengan menutup akses jalan satu-satunya yang menghubungkan Kota Timika dengan Pelabuhan Pomako, maka akan menghambat aktivitas perekonomian di Kabupaten Mimika.
“Aktivitas masyarakat Mimika tentu terganggu, hal ini tidak dibenarkan karena mengganggu kepentingan orang banyak," ucap Johannes Rettob.
"Yang jelas, semua urusan di rumah sakit berkaitan dengan pengobatan korban, akan ditanggung penuh oleh Pemerintah."
Baca Juga: 1 Anggota KKB Tewas saat Kontak Tembak dengan TNI
Sementara terkait tuntutan keluarga korban, John mengatakan, hal itu akan dibicarakan secara baik-baik.
“Fokus kita saat ini, bagaimana korban bisa tertangani dengan baik oleh tim medis di rumah sakit,” ucap Johannes Rettob.
Dandim 1710 Mimika, Yoga Cahya Prasetyo juga berjanji untuk mengusut tuntas kejadian penembakan yang menimpa Andreas Bewermbo.
“Siapa pun yang menembak, akan kita selidiki dan akan kita proses,” kata Yoga.
Baca Juga: Terbongkar Kekuatan KKB Saat Gerilya Serang TNI-Polri, Ini Strategi Mereka Saat Terjadi Baku Tembak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.