Kompas TV regional viral

Ini Kata Warga Satu Desa di Tuban Viral Lantaran Borong Ratusan Mobil: Untuk Kebutuhan Sehari-hari

Kompas.tv - 16 Februari 2021, 20:55 WIB
ini-kata-warga-satu-desa-di-tuban-viral-lantaran-borong-ratusan-mobil-untuk-kebutuhan-sehari-hari
Tangkapan gambar dari Instagram yang menampilkan sejumlah truk towing membawa mobil-mobil baru pesanan warga Desa Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Sumber: akun Instagram @ndorobei)
Penulis : Gading Persada

TUBAN, KOMPAS.TV- Warga satu desa di Tuban, Provinsi Jawa Timur tepatnya Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu mendadak viral di media sosial lantaran memborong ratusan mobil baru.

Warga mengaku membeli mobil untuk kebutuhan sehari-hari.

Seperti yang disampaiukan Mulyadi, warga setempat. Mulyadi mengaku warga satu desa lainnya menjual tanahnya untuk proyek grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft, yakni sebuah perusahaan asal Rusia.

Baca Juga: Ogah Beli Mobil Murah, Segini Harga Mobil yang Diborong Warga Jenu Tuban, Dealer: Diatas Rp 200 Juta

Uang yang didapatkan dari hasil penjualan tanah itu, kata Mulyadi, lantas dibelikan mobil untuk kebutuhan sehari-hari.

Melansir Tribunnews.com, Selasa (16/2/2021), Mulyadi tak merinci berapa rupiah yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya tersebut.

“Tanah saya setengah hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil,” ungkap Mulyadi.

Baca Juga: Warga Tuban Borong 176 Mobil, Netizen Ingatkan Jangan Lupa Bikin Garasi

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto mengungkapkan pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.

Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar.

Dia menyebut ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di desa tersebut yang mendapat ganti untung mencapai Rp 38 miliar.

Baca Juga: Warga Satu Desa di Tuban Borong Ratusan Mobil Baru Hasil Jual Tanah

“Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600 ribu hingga 800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di wilayah ini,” papar dia.

Di desanya, lanjut Gihanto, terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK.

"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga," ujar Kades.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x