YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Viral beredar pemberitaan perihal Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) yang akan meneliti keberadaan exoplanet atau planet di luar tata surya kita dan mencari kehidupan lain atau alien dan tempat layak huni selain Bumi. Hal ini membuat Indonesia Space Science Society (ISSS) angkat bicara.
Menurut Direktur ISSS, Venzha Christ, penelitian dan pencarian exoplanet atau planet di luar tata surya sudah lama dilakukan. NASA menggunakan teleskop Kepler yang berada di luar angkasa untuk mencari planet mirip Bumi yang sedang mengorbit bintang (matahari) lain atau yang berada dalam sistem tata surya lain.
Penelitian ini sudah menghasilkan banyak bukti, ada puluhan planet mirip Bumi yang kemungkinan besar adalah berpenghuni atau bisa menumbuhkan evolusi sebuah entitas tertentu. Teleskop Kepler ini mempunyai fasilitas dan kemampuan yang luar biasa untuk bisa meneliti dan mencari jejak secara ilmiah serta keakuratan informasi yang didapat.
“Bukan hal yang baru sebenarnya isu tentang pencarian dan penelitian tentang exoplanet ini untuk diangkat dalam sebuah pemberitaan media,” ujar Venzha Christ di Yogyakarta, Rabu (27/10/2020).
Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Terungkap dari Viral Lintang Kemukus Menurut ISSS dan LAPAN
Terlebih, sudah banyak negara yang melakukan hal yang sama. Kolaborasi antar space agency di dunia juga menjadi capaian spektakuler dalam dua dasawarsa terakhir.
ISSS sudah melakukan riset, kunjungan, serta penelitian di bidang sains antariksa dan eksplorasi luar angkasa ke lebih dari 40 negara. Kunjungan dan penelitian tidak hanya dilakukan di space agency, melainkan juga ke observatorium serta universitas yang terkait dengan sains antariksa.
Di Asia, ISSS juga pernah mengadakan riset ke Taiwan dan Thailand. Lulin Observatory Taiwan memiliki teleskop berdiameter satu meter, sedangkan The National Astronomical Research Institute of Thailand (NARIT) - Observatorium Nasional Thailand (TNO) memiliki teleskop berdiameter 2,4 meter.
ISSS juga mendukung usaha-usaha ilmiah di bidang sains antariksa dan eksplorasi luar angkasa yang secara simultan dilakukan LAPAN akhir-akhir ini. Venzha Christ tidak menampik, Indonesia masih tertinggal dalam bidang ini, namun ia optimistis bersama-sama dengan LAPAN dan komunitas-komunitas independen yang semakin aktif dalam sains antariksa akan terwujud kemajuan dunia antariksa di tanah air dalam kurun waktu satu dekade mendatang.
Baca Juga: VMARS, Bukti Indonesia Ikut dalam Eksplorasi Mars
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.