"Ini settingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah," katanya.
Baca Juga: John Kei akan Ajukan Penangguhan Penahanan, Pendeta Hingga Tokoh Bangsa Disebut Jadi Jaminan
Sementara itu, Kapen Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan pendeta Yeremia Zanambani merupakan masyarakat asli Suku Moni yang juga berperan membuat terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Moni.
Berdasarkan keterangan yang diperolehnya, pendeta Yeremia tewas ditembak oleh anggota KKB sekitar pukul 19.00 WIT.
Kala itu, pendeta Yeremia bersama dengan sang istri sedang pergi ke kandang ternak babi untuk memberi makan. Namun, sang istri kembali ke rumahnya terlebih dahulu.
Tapi, pendeta Yeremia tidak kembali ke rumahnya, sehingga istri korban mencari ke kandang ternak yang berada di Kampung Bomba. Saat itulah, sang istri melihat korban sudah meninggal dunia.
Baca Juga: KKB Papua Tembak Pendeta hingga Tewas lalu Sebar Ftnah di Medsos
Suriastawa menduga aksi kekerasan yang dilakukan KKB akhir-akhir ini untuk mencari perhatian dunia internasional menjelang sidang umum PBB yang akan digelar pada 22-29 September 2020.
"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini," kata Suriastawa.
Ia pun mengecam tindakan KKB yang juga menyebar fitnah melalui media sosial dengan menuduhkan pembunuhan terhadap Pendeta Yeremias Zarambanin kepada pihak TNI.
Menurut dia, apa yang dilakukan KKB sudah sangat meresahkan masyarakat.
Baca Juga: GKII Pusat Sebut Penembakan Pendeta di Papua Dilakukan TNI
"Mereka memutarbalikkan fakta. Jelas sudah rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang sidang umum PBB," tutur Suriaswata.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.