Dengan peran aplikasi, tatap muka antara pihak sekolah dengan pengawas menjadi minim, sehingga pengawasan menjadi lebih sistemik.
"Potensi penghematannya bisa sampai Rp680 miliar per tahun,” ujar Amin Suyitno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Aplikasi Magis ini tidak hanya dapat digunakan untuk setor data dan koreksi, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi pengelolaan madrasah.
Tanpa terkecuali menginput gagasan-gagasan baru sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Aplikasi berteknologi cloud cumputing ini juga menyediakan fasilitas interaktif, sehingga para guru dapat berkonsultasi dengan pengawas jika menemui hambatan dalam proses pembelajaran.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al Asyhar menegaskan, aplikasi ini meniadakan biaya kedinasan luar kota bagi pengawas, biaya fotokopi dokumen, dan biaya lainnya.
Kemenag, ungkap Thobib, menaungi 86.343 lembaga pendidikan.
Kebutuhan pengadaan laporan dan dokumentasi masing-masing unit itu rata-rata Rp3 juta per tahun.
"Dari sini saja ada penghematan Rp259 miliar lebih," tegasnya.
Baca Juga: Kemenag Gelar Program Belajar Alquran dan Kitab Kuning untuk Umum Selama Ramadan
Untuk biaya transportasi pengawas ke madrasah bagi 4.680 pengawas, jumlahnya sekitar Rp421 miliar per tahun.
"Dengan Magis, pengawasan madrasah bisa dilakukan secara digital dan potensi penghematannya luar biasa," tegas Thobib.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.