Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Sosok Peter Schmeichel tak bisa dilepaskan dari Manchester United (MU). Dialah kunci kesuksesan The Red Devils saat meraih treble winners.
Kepemimpinannya di bawah mistar gawang juga tak perlu diragukan lagi. Dengan badan tinggi besar, Schmeichel sempat dijuluki sebagai kiper terbaik dunia.
Dia juga yang menjadi alasan timnas Denmark bisa menjuarai Euro 1992. Schmeichel memulai kariernya bersama klub lokal Denmark, Hvidovre.
Namanya mulai dikenal saat bergabung dengan Brondby pada 1987. Bersama klub tersebut, Schmeichel sukses memberikan 4 gelar juara Liga Denmark selama lima musim.
Baca Juga: Bruno Fernandes Ungkap Alasannya Bergabung dengan Manchester United
Pencapaian terbaiknya di Eropa adalah membawa Brondby menjadi semifinalis Piala UEFA 1990/1991.
Sayang kala itu, Brondby ditaklukkan AS Roma dengan agregat 1-2. Ketangguhan Schmeichel akhirnya mendapat perhatian pelatih MU, Sir Alex Ferguson.
Ferguson akhirnya mendatangkan Schmeichel pada Agustus 1991. Kala itu, Fergie tidak puas dengan kedua kipernya, Jim Leighton dan Les Sealey.
Leighton akhirnya dilepas sebagai pinjaman ke Reading, sedangkan Sealey menjadi pelapis Schmeichel.
Baca Juga: Penyerang MU Odion Ighalo Yakin Bruno Fernandes Akan Bersinar di Premier League
Bersama MU, kiper bertinggi 191 cm tersebut menjelma menjadi kekuatan menakutkan di lini pertahanan.
Meski bertubuh besar, Schmeichel begitu lincah dan mampu melakukan sejumlah penyelamatan gemilang.
Bersama MU, dia berhasil meraih lima gelar Premier League, tiga gelar Piala FA dan satu titel Piala Liga Inggris.
Kesuksesannya dengan Setan Merah terjadi di musim 1998/1999. Saat itu, MU menjadi juara di tiga ajang, Premier League, Piala FA dan Liga Champions.
Baca Juga: Pemain MU Paul Pogba Kerap Dikritik, Bruno Fernandes Beri Pembelaan
Namun, itu menjadi musim terakhirnya dengan MU karena Schmeichel memutuskan hengkang ke klub Portugal, Sporting Lisbon.
Dua musim di sana, Schmeichel kemudian kembali ke Premier League untuk membela Aston Villa sebelum akhirnya mengakhiri karier bersama Manchester City di akhir musim 2002/2003.
Bersama timnas Denmark, pencapaiannya pun cukup apik. Dia menjadi salah satu kunci sukses mereka di Euro 1992.
Di semifinal, dia berhasil menepis eksekusi penalti Marco van Basten saat Denmark mengalahkan Belanda melalui adu penalti.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Mantan Bintang MU Gary Neville Gratiskan Kamar Hotelnya untuk Pekerja Medis
Sedangkan di final, dia berhasil menjaga gawangnya dari kebobolan setelah Denmark mengalahkan Jerman 2-0.
Gelar Euro 1992 menjadi titel turnamen bergengsi Denmark yang pertama. Sedangkan di Piala Dunia, Schmeichel membawa Tim Dinamit hingga perempat final di gelaran 1998.
Meski seorang kiper tangguh, Schmeichel juga beberapa kali menjebol gawang lawan. Tercatat pria yang kini berusia 51 tahun itu telah membuat 10 gol sepanjang kariernya.
Baca Juga: Derby County Bakal Bertemu Manchester United, Wayne Rooney Tak Sabar
Pentingnya sosok Schmeichel kian terlihat setelah kepergiannya, MU sempat kesulitan mencari penggantinya yang setara.
Setelah mencoba sejumlah kiper termasuk Massimo Taibi, Fabian Barthez dan Tim Howard, MU baru menemukan sosok yang tepat saat mengakuisisi Edwin van der Sar pada 2005.
Schmeichel menurunkan ketangguhannya sebagai kiper kepada sang putra, Kasper Schmeichel yang kini membela Leicester City dan membawa The Foxes juara Premier League 2015/2016.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.