LONDON, KOMPAS TV - Carlos Alcaraz kali ini benar-benar siap. Setahun lalu, dalam final Wimbledon 2023 melawan Novak Djokovic, sang petenis memulai dengan lambat, kalah di set pertama, dan butuh lima set untuk meraih gelar pertamanya di All England Club.
Rematch pada Minggu (14/7/2024) waktu setempat dalam even serupa dimulai dengan permainan yang terasa monumental: 20 poin dalam hampir 15 menit, menandakan kontes yang mengesankan dan berlangsung lama.
Ada momen kehebatan dari kedua pria tersebut. Namun, Alcaraz lebih unggul. Seperti yang akan dia lakukan selama hampir dua jam berikutnya.
Alcaraz belajar dari tahun 2023 dan menerapkannya tahun ini, meraih kemenangan 6-2, 6-2, 7-6 (4) atas Djokovic untuk jadi juara Wimbledon 2024 kedua berturut-turut dan gelar Grand Slam keempatnya. Dan perlu diingat: dia masih berusia 21 tahun.
"Di akhir karir saya, saya ingin duduk di meja yang sama dengan para pemain besar," kata Alcaraz, yang memenangkan French Open bulan lalu dan setelah menerima trofi emas Wimbledon dari Kate Middleton, Princess of Wales, kini menjadi pria keenam yang menang di Roland Garros dan All England Club di musim yang sama.
"Itu tujuan utama saya. Itu impian saya sekarang."
Alcaraz kini memiliki rekor 4-0 di final besar, termasuk di US Open 2022; hanya Roger Federer yang memulai karir lebih baik di antara para pria, dengan rekor 7-0.
"Dia memang lebih baik dari saya dalam setiap aspek permainan," kata Djokovic yang berusia 37 tahun, yang baru saja menjalani operasi lutut kurang dari 1,5 bulan lalu namun berharap untuk menyamai rekor delapan gelar Wimbledon milik Federer dan menjadi pemain pertama dalam sejarah tenis yang memenangkan 25 turnamen Grand Slam.
"Dalam pergerakan, cara dia memukul bola dengan indah, servis yang hebat. Segalanya."
Baca Juga: Barbora Krejcikova Juara Wimbledon 2024 Kalahkan Jasmine Paolini, Jadi Gelar Grand Slam Kedua
Bagi Alcaraz, ada satu momen singkat yang hampir mengancam kemenangannya. Itu terjadi saat dia hanya satu poin dari kemenangan sambil melakukan servis pada posisi 5-4, 40-0. Tapi dia melakukan double-fault. Kemudian gagal backhand.
Kemudian voli. Lalu forehand. Dan lagi forehand. Tiba-tiba, skor menjadi 5-5. Tiba-tiba, Alcaraz tampak goyah. Tiba-tiba, Djokovic bisa berharap.
Tiba-tiba, ada intrik. Tapi hanya sebentar. Alcaraz bangkit, mencapai tiebreak, lalu menutup pertandingan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.