BRISBANE, KOMPAS.TV - Dewan Liga Rugbi Internasional (IRL), otoritas pengatur cabang olahraga (cabor) rugbi dunia, melarang sementara atlet transgender di pertandingan-pertandingan rugbi perempuan. Kebijakan ini diumumkan IRL pada Selasa (21/6/2022).
Kebijakan otoritas rugbi itu ditempuh hanya dua hari setelah Federasi Renang Internasional (FINA) mengambil kebijakan semacam.
IRL menyatakan, larangan partisipasi atlet transgender di kompetisi perempuan bersifat sementara. Kebijakan itu diberlakukan sembari IRL memformulasikan ulang kebijakan inklusinya.
IRL menegaskan akan terus meninjau dan memperbarui aturan mengenai keterlibatan atlet transgender di kompetisi rugbi perempuan internasional.
“Sampai penelitian lanjutan selesai yang bisa membuat IRL mengimplementasikan suatu kebijakan inklusi transgender secara formal, pemain laki-laki yang menjadi perempuan (transgender) tidak bisa bermain di pertandingan yang diakui IRL,” tulis pernyataan IRL dikutip Associated Press.
Baca Juga: Badan Renang Dunia Atur Batasan Keikutsertaan Atlet Renang Transgender Perempuan
Otoritas rugbi tersebut berencana menggunakan ajang Piala Dunia Rugbi Perempuan dan Piala Dunia Liga Rugbi di Inggris pada Oktober-November mendatang untuk mengembangkan kebijakan inklusi yang komprehensif.
IRL mengaku terakhir meninjau partisipasi transgender dalam kompetisi rugbi pada awal 2021 silam. Namun, IRL mengadopsi perubahan sesuai perkembangan terkini di dunia olahraga, termasuk publikasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) tentang keadilan, non-diskriminasi, dan inklusi.
“Demi mencegah risiko reputasional, legal, dan keselamatan yang tak perlu bagi kompetisi IRL, dan mereka yang berkompetisi di dalamnya, IRL meyakini harus ada persyaratan dan pertanggungjawaban untuk mengonsultasikan lebih jauh dan menyelesaikan penelitian lanjutan,” sambung pernyataan IRL.
IRL sendiri merupakan otoritas rugbi yang mengatur permainan rugbi 13 vs 13. Badan olahraga yang berbasis di Inggris tersebut biasanya menggelar kompetisi di Inggris, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Pasifik.
Sementara itu, Badan Rugbi Dunia, otortias pengatur olahraga rugbi uni yang orisinal, dimainkan 15 vs 15 pemain, telah melarang keterlibatan atlet trangender di kompetisi perempuan sejak dulu.
Terkait pelarangan itu, Badan Rugbi Dunia beralasan atlet transgender memiliki keunggulan dalam “ukuran, dan keunggulan kekuatan dan daya yang diberikan testosteron selama pubertas dan remaja, serta risiko keselamatan yang ditimbulkan bagi pemain terkait.”
Baca Juga: PM Inggris: Transgender Seharusnya Tidak Berkompetisi di Olahraga Wanita
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.