PAPUA, KOMPAS.TV— Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 tinggal menghitung hari.
Meski begitu, hampir bisa dipastikan para atlet dan juga ofisial kontingen daerah peserta tak ada waktu untuk berjalan-jalan di Bumi Cenderawasih lantaran pemerintah menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
“Untuk mengurangi risiko penyebaran (Covid-19), kami buat aturan ketat bersama satgas dan PMK. Contohnya atlet datang H-3 dan pulang H+3, itu sudah harus pulang, tidak ada kata solidaritas kontingen dulu,” tegas Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto seperti dikutip dari TribunPapua, Jumat (24/9/2021).
Ya, sudah menjadi kebiasaan bahwa dalam setiap gelaran PON biasanya para atlet, ofisial dan kontingen daerah peserta tak langsung kembali ke daerah masing-masing karena mereka memilih berwisata di lokasi yang menjadi tuan rumah gelaran PON.
Baca Juga: PON XX Papua 2020 Belum Mulai, Jateng Sudah Jadi Juara Umum, Kok Bisa?
Namun, karena PON edisi ke-20 kali ini digelar saat pandemi Covid-19, pemerintah dan juga PB PON menerapkan protokol kesehatan ketat dalam setiap kegiatan.
Gatot mengungkapkan ada aturan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 di Papua, yakni setiap atlet sudah ditentukan kapan datang dan kembalinya.
"Memang kami tidak copy paste seperti yang di Tokyo. Atlet di sini itu cukup sebelum berangkat dari daerah-daerah itu tes PCR, kemudian di sana begitu tiba di perkampungan atlet akan ada pengecekan lagi,” kata Gatot.
Menurutnya, protokol kesehatan menjadi hal wajib yang benar-benar harus diterapkan di PON XX Papua.
Baca Juga: Kabar Baik, UNS Janjikan Kuliah S1 sampai S3 Gratis untuk Mahasiswa Peraih Medali PON Papua
Untuk itu pihaknya bersama dengan Kemenkes dan Satgas Covid-19 terus memonitor penerapan protokol kesehatan di PON Papua nanti.
“PON ini sudah tinggal menghitung hari, tanggal 2 (Oktober) sudah pembukaan oleh pak Presiden tapi ada banyak hal yang harus kita selesaikan dalam arti kepanitiaan itu ada di PB PON bersama dengan KONI tapi kami supervisi agar sesuai dengan target dan harapan Bapak Presiden harus sukses, kata sukses itu adalah soal protokol kesehatan,” papar Gatot.
“Nah. yang paling menarik bahwasanya ini adalah gawe yang sangat besar sekali tapi jangan sampai menimbulkan klaster baru di Papua, kami tidak ingin ada cerita gara-gara PON ada klaster baru di sana, terus Covid yang sudah menurun malah jadi naik,” sambungnya.
Baca Juga: Enggak Main-main, Polda Bakal Pelototi dan Screening Relawan PON Papua: Antisipasi Data Kriminal
Ia pun menyadari, protokol kesehatan dalam menggelar event olahraga terlebih multievent memang sangat tepat bila mengadopsi aturan yang sebelumnya diterapkan oleh Jepang pada Olimpiade 2020.
Akan tetapi menurutnya, aturan tersebut tak bisa semuanya diterapkan di PON mengingat banyak kendala salah satunya soal anggaran.
Sumber : Kompas TV/Tribun Papua
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.