MANAMA, KOMPAS.TV – Pembalap Formula Satu (F1) Romain Grosjean terjebak dalam mobil yang terbakar. Sebelum terbakar, mobil itu terbelah dua dan meledak membentuk bola api. Hal ini terjadi di balapan di lap pertama Grand Prix (GP) Bahrain pada Minggu (29/11/2020).
Saat api membelah langit malam di tengah gurun, Grosjean berada di dalam tungku dengan api yang berkobar selama sekitar 10-15 detik.
Entah bagaimana caranya, pebalap asal Prancis itu bisa berpikiran cepat dan tidak menyerah pada kepanikan. Dengan cepat dan tangkas, dia menemukan jalan keluar dari jilatan api.
Ia melompati api bak pahlawan super dalam film laga, kemudian meraih logam panas meleleh di depannya dan melemparkannya ke trek.
Baca Juga: Menang di F1 GP Rusia, Valtteri Bottas Hardik Pengkritiknya
Grosjean berada dalam kondisi aman, meski tampak terguncang. Dia cukup sehat untuk kemudian berjalan menuju ambulans dengan bantuan dua petugas medis.
Dia kemudian dirawat karena mengalami luka bakar ringan di bagian punggung dan kedua tangannya. Tapi dia sudah cukup kuat untuk berbicara dari tempat tidur rumah sakit pada Minggu malam, dalam sebuah video yang diposting oleh F1.
“Hanya ingin mengatakan bahwa saya baik-baik saja,” kata Grosjean dengan tersenyum. "Terima kasih banyak untuk semua pesannya," ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.
Rekan setimnya Kevin Magnussen dan seluruh anggota tim lain terlihat sangat lega, melihat Grosjean bisa lolos dari maut. Anggota timnya secara spontan bertepuk tangan, ketika mengetahui Grosjean dalam kondisi baik.
“Saya melihat banyak api dan berpikir itu bukan hal yang baik. Tapi untungnya dia baik-baik saja dan mudah-mudahan dia akan pulih,” kata pebalap Max Verstappen dari tim Red Bull.
Baca Juga: F1 GP Italia: Pierre Gasly untuk Pertama Kalinya Menjadi Juara
Grosjean, 34 tahun, keluar dari mobilnya yang terbakar dengan helm dan baju balap tahan api, yang dihanguskan saat petugas menyemprotnya dengan alat pemadam api.
"Saya berterima kasih kepada kru penyelamat yang sangat cepat. Para petugas dan orang-orang FIA melakukan pekerjaan dengan baik dalam peristiwa yang menakutkan," kata kepala tim Haas, Guenther Steiner.
Pierre Gasly, rekan senegara Grosjean, menggambarkan ledakan tersebut sebagai peristiwa yang dahsyat.
“Itu sangat mengerikan, sangat menakutkan. Saya tidak menyangka mobil Formula Satu bisa rusak separah itu, "kata Gasly." Saya telah mengirim sms kepada Romain untuk mendoakannya agar pulih dengan baik. Saya pikir dia baik-baik saja, tetapi hal yang terjadi sangat menakutkan."
Hasil rontgen rumah sakit menunjukkan, Grosjean bahkan tidak mengalami patah tulang, meskipun kecepatan tabrakan diperkirakan mencapai 200 kilometer per jam.
Jika Grosjean tidak berhasil keluar dari mobil, menariknya keluar dari kokpit akan sangat sulit bagi tim penyelamat.
Baca Juga: Juara F1 GP Belgia, Lewis Hamilton Akui Sempat Gugup
“Saya belum pernah melihat api sebesar itu dalam 12 tahun terakhir. Butuh sedikit waktu untuk memproses apa yang sedang terjadi, tetapi kemudian Romain mulai keluar dari mobilnya sendiri, luar biasa, ”kata Alan van der Merwe, pengemudi mobil medis F1.
"Semuanya bekerja bergandengan tangan hari ini: halo, pembatas, sabuk pengaman. Tanpa salah satu dari hal-hal itu, hasilnya bisa berbeda," tambahnya.
Halo adalah perangkat pengaman yang membentuk cincin pelindung di sekitar kepala pengemudi. Itu diperkenalkan setelah kematian pembalap Prancis Jules Bianchi setelah dia mengalami trauma kepala yang parah di trek yang basah di GP Jepang enam tahun lalu.
Pebalap Lewis Hamilton dan Max Verstappen awalnya bukanlah penggemar halo.
"Saya pikir halo menyelamatkan hidupnya," kata Verstappen. “Ketika harus digunakan pada mobil, saya cukup kritis tentang itu karena terlihat jelek. Tapi Anda tidak bisa mengatakan apa-apa tentang keamanan, karena hari ini pasti halo yang telah menyelamatkan Roman,” katanya seperti dikutip dari the Associated Press.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.