Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasar tradisional, berpotensi besar jadi klaster klaster baru penyebaran covid 19.
Tak bisa jaga jarak satu sama lain jadi penyebabnya.
Maklum saja, saling senggol jadi ciri khas pasar tradisional di Indonesia.
Belum lagi kalau ada yang abai pada protokol kesehatan seperti pakai masker.
Data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, IKAPPI, ada 709 pedagang di 133 pasar tradisional terjangkit corona.
32 orang diantara yang terpapar, meninggal dunia.
Ekonom INDEF, Eko Listianto secara tegas menilai menutup sementara pasar mutlak, meski berdampak ekonomis, termasuk untuk produk tani.
Dari kacamata sosiologi, ramainya pasar tradisional potensial menjadi episentrum penyebaran corona.
Terlebih, tak semua tunduk pada kepatuhan protokol kesehatan.
Alternatifnya, masyarakat bisa ubah pola belanja.
Pasar tradisional di Ibu Kota Jakarta saat ini jadi lokasi terbanyak yang terpapar covid 19.
Padahal protokol kesehatan sudah wajib dilakukan, nyatanya virus corona tetap tak terbendung.
Tak hanya formulasi kebijakan, disiplin diri dari pedagang dan juga pengunjung pasar tradisional mutlak dilakukan agar ekonomi dan kesehatan bisa berjalan bersama.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.