A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Mal Buka, Sosiolog: Kerumunan Ruang Tertutup Lebih Berisiko

Kompas TV nasional sapa indonesia

Mal Buka, Sosiolog: Kerumunan Ruang Tertutup Lebih Berisiko

Kompas.tv - 21 Juni 2020, 23:01 WIB
Penulis : Reny Mardika

KOMPAS.TV - Menyusul Jakarta, ramai-ramai pemda dan penelolah mal di sejumlah kota kembali beroperasi di tengah normal baru pandemi corona.

Aturan ketat diterapkan, namun antisipasi lonjakan pengunjung terutama di akhir pekan jadi kekhawatiran banyak pihak.

Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mal merupakan bagian dari public space yang biasa dilakukan kalangan middle class

Untuk itu mal menjadi tempat bagi mereka untuk melepas penat. 

"Mungkin setelah stay at home ya tinggal di rumah selama berapa lama. Nah dia perlu meluapkan kebosanannya yang sekarang ini di kota-kota besar memang mal tidak sekedar jadi tempat belanja. Tetapi menjadi tempat mereka bersuka ria, mereka berinteraksi dengan sesama, nah ini kebutuhan sosial kelas menengah," katanya.

Imam Prasodjo juga menilai jika berkumpul di ruang tertutup akan berisiko tinggi dalam penyebaran droplet.

"Saya mendengar istilah yang namanya viral road ya kan. Droplet itu bisa kemudian bertebaran di sebuah udara dan ruangan itu tertutup risikonya lebih tinggi. Nah tapi kalau saya ngomong masuk mal itu berbahaya loh, nah itu kan akan merugikan kepentingan pengusaha mal. Makanya mal dibatasi pengunjungnya," lanjutnya.

Lalu apa yang terjadi di tengah masyarakat selama masa pembatasan dan bagaimana pengelolah mengevaluasi pengoperasian kembal mal sejauh ini?

Simak pembahasan lebih lengkap bersama Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, dan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Stefanus Ridwan.




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x