Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV – Akibat adanya hasil penelitian di Inggris, Dexamethasonee jadi perbincangan warga dunia.
Lantas penjualan obat Dexamethasone di Pasar Pramuka masih stabil.
Ikatan Dokter Indonesia, IDI, memberi lampu hijau Dexamethasone menjadi obat penyembuh corona dengan kondisi pasien yang parah.
Ketua Dewan Pertimbangan IDI, Zubairi Djoerban mengingatkan, Dexamethasone tidak akan berguna bagi pasien corona gejala ringan, ataupun orang tanpa gejala, atau OTG.
Dalam kedokteran, selama ini Dexamethasone dikenal sebagai obat keras golongan kortikosteroid. Dexamethasone adalah obat anti peradangan.
Sebagai obat antiradang, Dexamethasone juga memiliki efek samping, di antaranya, pembengkakan, osteoporosis, hipertensi, serta gangguan mental.
Berdasarkan pantauan kontan.co.id, obat ini sudah banyak di pasaran. Baik di apotek, maupun situs belanja.Harganya di kisaran 20 ribu, hingga 50 ribu rupiah per boks, dengan isi 100 tablet.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Profesor Wiku Adisasmito, menyebut, penggunaan obat ini untuk pasien corona di Indonesia, masih dirundingkan.
Mampu mengurangi tingkat kematian pada corona, untuk pasien kritis.
Dexamethasone banyak beredar di pasaran perlu pengawasan ketat, agar obat keras ini tidak sembarangan dikonsumsi.
Baca Juga: BPOM Bakal Pantau Peredaran dan Harga Obat Dexamethasone
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.