A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 238

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

IDI Dorong BPOM Setujui Penggunaan Dexamethasone untuk Pasien COVID-19

Kompas TV nasional berita kompas tv

IDI Dorong BPOM Setujui Penggunaan Dexamethasone untuk Pasien COVID-19

Kompas.tv - 18 Juni 2020, 15:47 WIB
idi-dorong-bpom-setujui-penggunaan-dexamethasone-untuk-pasien-covid-19
(Sumber: -)
Penulis : Zaki Amrullah

Obat antiradang Dexamethasone sedang naik daun. Hasil riset terbaru para peneliti dari Universitas Oxford di Inggris, menunjukkan bahwa obat umum dari golongan kortikosteroid ini, punya potensi untuk menyelamatkan pasien COVID-19  dengan gejala berat.

Bagaimana Potensi Penggunaannya di Indonesia?

Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, Dexamethasone juga bisa dipakai untuk pasien COVID-10 di Indonesia. Ia juga berharap Badan POM bisa segera merespons dan mengizinkan penggunaan obat ini untuk pasien corona di tanah air. Dalam wawancara dengan KompasTV, Kamis siang (18/6)  Prof. Zubairi juga meyakini, meski belum diterbitkan dalam jurnal medis, hasil penelitian Universitas Oxford ini, bisa dipertanggungjawabkan. “Bagus sekali, menyambut amat baik, karena penelitiannya cukup besar, dengan desain penelitian yang bagus, sampel yang bagus, artinya bisa dipercaya dari sisi evidence-based medicine.“ paparnya.

Menurut Prof. Zubairi, penggunaan Dexamethasone untuk pasien COVID-19 di Indonesia sangat potensial untuk diterapkan, karena harganya yang murah. Jika merujuk pada hasil penelitian Oxford, obat ini tidak diberikan telalu lama, hanya 10 hari saja. Namun, dengan catatan, obat hanya diberikan kepada pasien dengan gejala berat yang membutuhkan ventilator, maupun bantuan selang oksigen dan bukan untuk pasien dengan gejala ringan, atau orang tanpa gejala (OTG). Pasalnya, Menurut Prof Zubairi, ada efek samping, jika obat ini dikonsumsi tanpa resep dan pengawasan dokter. Ia menambahkan, “Efek samping ini kalau dosis tinggi dan jangka panjang. Kalau hanya pada penelitian Oxford ini kan hanya 10 hari, jadi tidak masalah. Efek sampingnya antara lain moonface (muka jadi kayak bulan), jerawatan kalau kelamaan, dan membuat osteoporosis. Kemudian (juga bisa menyebabkan) diabetes, kadar gulanya naik sedikit, tapi ini bukan untuk penggunaan yang hanya 10 hari.” 

Dexamethasone, adalah obat dari golongan kortikosteroid. Fungsinya untuk anti radang, yang berperan dalam menurunkan sistem kekebalan, sehingga mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh. Biasanya digunakan untuk banyak penyakit, seperti gatal-gatal, bengkak, dermatitis, asthma bronchial, hingga kanker, autoimun, dan penyakit Lupus.

Dalam hasil penelitian Universitas Oxford, yang diumumkan pada Selasa (16/6), para peneliti memprediksi, penggunaan Dexamethasone, bisa mencegah kematian 1 dari 8 pasien yangmenggunakan ventilator, dan 1 dari 25 pasien yang membutuhkan bantuan oksigen. (Mia Ilahude)




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x