Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Di Kabupaten Pandeglang, Banten, ada kuliner tradisional yang kerap disantap saat berbuka puasa, bernama apem putih.
Namun selama pandemi Covid-19, omzet pedagang penganan yang berbahan utama tepung beras ini, menurun drastis, dibandingkan Ramadan tahun lalu.
Salah satu pembuat apem putih, ada di Desa Kadu Bungbang, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang, Banten.
Apem putih buatan sunariah ini, biasa disebut apem putih bohai, karena ukurannya yang lebih besar dibanding apem putih cimanuk, yang kecil dan tipis.
Apem putih merupakan kuliner khas pandeglang, yang terbuat dari tepung beras.
Teksturnya kenyal, dan disantap dengan dicocol air gula merah.
Apem putih kerap dijadikan makanan berbuka puasa selama Ramadan.
Saat bulan Ramadan, produksi apem putih sunariah meningkat dua kali lipat, dibanding hari-hari biasa.
Jika di hari biasa dibutuhkan 2 karung beras, selama bulan ramadan, sunariah membutuhkan 4 karung beras.
Namun pandemi Covid-19 berdampak pada usaha apem putih ini.
Pembelinya menurun drastis.
Begitu juga dengan omzet, yang turun hingga 40 persen.
Apem putih dijual dengan harga sepuluh ribu rupiah per bungkus.
Jika ingin ditambahkan air gula merah, harganya 3.000 rupiah per bungkus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.