Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo telah mengantongi 4 nama calon pemimpin Ibu Kota baru.
Pemimpin Ibu Kota baru ini akan mengelola secara khusus Badan Otorita yang segera dibentuk.
Presiden berencana akan mengumumkan nama yang terpilih menjadi kepala Badan Otorita Ibukota baru pada pekan ini.
Nama nama calon yang sudah dikantongi presiden adalah Basuki Cahya Purnama atau Ahok yang saat ini menjadi Komisaris di Pertamina. Ahok sebelumnya pernah menggeluti bisnis sebelum terjun ke dunia politik. Setelah terpilih menjadi anggota DPR tahun 2009, lalu mendampingi Jokowi di Pilgub DKI dan menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Nama lainnya adalah Abdullah Azwar Anas. Pria kelahiran Banyuwangi ini telah 2 periode memimpin Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Kiprah politik pria lulusan universitas indonesia ini dirintis dari partai kebangkitan bangsa. Azwar Anas juga pernah duduk menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2004 lalu.
Kemudian ada nama Bambang Brodjonegoro. Sebelum terjun ke birokrasi, karirnya dihabiskan sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia. Bambang pernah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional- Kepala Bappenas tahun 2016 dan kini menjabat Menteri Riset dan Teknologi.
Nama lainnya adalah Tumiyana, Lulusan Teknik Sipil Universitas Borobudur dan pernah berkarir sebagai Direktur Utama PT PP, sebelum ditunjuk sebagai Dirut PT Wijaya Karya hingga saat ini, dan tercatat sebagai Komisaris PT Kereta Cepat Indonesia Tiongkok.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Bidang Komuniaksi, Ali Mochtar Ngabalin menyebutkan keempat calon ini merupakan orang-orang yang mumpuni dan berpengalaman.
Selain itu, Ali Mochtar Ngabalin juga menjelaskan sang "CEO" Badan Otorita Ibu Kota Baru ini harus membangun culture dan budaya yang cakap dengan kepercayaan yang dibangun.
Analis Kebijakan Publik yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago
menyebutkan pengujian dan kajian masih tetap harus dilakukan secara berkala mengingat rencana ini adalah rencana jangka panjang dan memilih wilayah untuk menjadi Ibu Kota ini bukan soal selera, romantisme wilayah atau keinginan pribadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.