Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
PURWOREJO, KOMPAS.TV - Munculnya video kirab budaya yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menamai diri sebagai Keraton Agung Sejagat menggemparkan dunia maya pada awal tahun 2020.
Polisi pun akhirnya menangkap Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat yakni Totok Santoso dan Fanny. Keduanya diduga telah melakukan penipuan dan menyebarkan berita bohong.
Kompleks Keraton yang berluas sekitar dua hektar ini terdiri dari 'istana' yang merupakan rumah induk milik Chi, kolam pemandian, prasasti, serta bangunan yang rencananya akan digunakan sebagai singgasana Raja dan Ratu.
Tak hanya Chi Himawan, korban Keraton Agung Sejagat lainnya juga menuturkan bahwa dirinya rela berhutang demi masuk menjadi anggota Keraton pimpinan Toto Santoso ini.
Yakni eko, mengungkapkan, sebelum mengukuhkan diri sebagai Keraton Agung Sejagat, Toto membuat kerajaan serupa bernama Wat Empire, yang kemudian pada tahun 2018 menjadi Keraton Agung Sejagat.
Kejanggalan demi kejanggalan pun semakin terkuak.
Para korban akhirnya melapor hingga akhirnya pihak kepolisian menyelidiki kasus ini.
Selain itu di lokasi kejadian, polisi pun menyegel prasasti yang awalnya disebarkan oleh Toto merupakan peninggalan kerajaan Majapahit, padahal hanyalah batu biasa yang dipahat sendiri.
Skenario ini berawal dari Toto yang mengaku memperoleh mendapat wangsit untuk meneruskan kerajaan mataram, serta meneruskan perjanjian 500 tahun antara mataram dan portugis untuk kembali menguasai nusantara dan dunia.
Pihak polda jateng juga sudah menyita sepuluh buku tabungan dari berbagai bank, dengan setoran paling besar mencapai hampir satu milyar rupiah.
Kedua pelaku pun kini sudah menjalani pemeriksaan psikolgis dan kejiwaan. Hasilnya tak ada gangguan keduanya dinyatakan normal dan dapat mengikuti proses hukum.
Pelaku yakni Totok santoso pun mengakui bahwa kerajaan atau Keraton yang ia buat hanyalah fiktif belaka, ia pun meminta maaf kepada para pengikutnya.
Menurut budayawan, jika ditilik dari sisi sejarah, pernyataan dan kisah yang disebarkan oleh Toto dan Fanny semuanya adalah fiktif dan terkesan dipaksakan. Apalagi terkait Toto yang menyatakan masih ada hubungannya dengan dewa matahari dan firaun mesir. Padahal kerajaan mataram tidak ada hubungan dengan keduanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.