Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Para pengurus Wihara Bahtera Bhakti harus bekerja bakti menguras air yang masuk ke ruang peribadatan.
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada pagi hingga siang tadi membuat rumah ibadah umat Buddha yang terletak di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara itu tergenang air setinggi 20-40 cm.
Pengurus Wihara Bahtera Bakti Aprianto Wismoko menjelaskan sudah terbiasa dengan datangnya banjir. Hampir setiap tahun saat menjelang Imlek, pengurus bekerja bakti menguras air dari lingkungan wihara.
Baca Juga: Mengapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Penjelasannya
Hal yang sama juga dilakukan saat musim hujan. Pompa air, ember, serokan hingga karung yang diisi pasir menjadi senjata yang digunakan pengurus untuk meredam masuknya air.
"(Banjir) ini sudah lama, hampir tiap tahun mengalami seperti ini, setiap menjelang Imlek lah," kata Aprianto saat ditemui di sela kerja bakti, Jumat (24/1/2020).
Meski sudah terbiasa, namun banjir yang kerap datang sangat menggangu aktivitas peribadatan. Pihaknya pernah mengalami hal terparah pada 2015 lalu. Banjir setinggi 1 meter merendam wihara sehingga melumpuhkan kegiatan ibadah.
"Ya kita bersyukur baru segini biasanya banjirnya lebih tinggi. Umat yang ingin beribadah sih tidak pernah komplain," ujar Aprianto.
Perhatian Pemerintah
Ali Salim, warga yang tiap bulan beribadah di Wihara Bahtera Bhakti prihatin dengan kondisi banjir yang tiap tahun terjadi di wihara. Apalagi umat Buddha akan merayakan Tahun Baru Imlek 2571.
Baca Juga: Perayaan Imlek di Beijing Batal, karena Virus Corona
Ia berharap pemerintah DKI ikut membantu pendanaan untuk membangun wihara agar tidak menjadi langganan banjir. Terlebih wihara yang dibangun sejak tahun 1425 masehi ini termasuk bangunan cagar budaya DKI Jakarta.
"Sebenarnya, kalau bisa ini dibangun dan pemerintah ikut membantu pendanaannya, karena kalau banjir terus meneris pasti ibadah terganggu," ujar Ali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.