Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Kapal penjaga Pantai Tiongkok hingga Minggu (5/1) pagi masih terlihat berada di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Satu, Laksamana Madya Yudo Margono di Tanjungpinang Minggu (5/1) siang mengatakan, kapal-kapal TNI Angkatan Laut terus melakukan komunikasi dengan kapal penjaga Pantai Tiongkok untuk meminta mereka keluar dari wilayah Indonesia.
Posisi kapal penjaga Pantai Tiongkok ini berada sekitar 130 mil Timur Laut Kota Ranai, Kabupaten Natuna. Sebelumnya, pada Senin (29/12/2019) lalu, kapal penjaga pantai Tiongkok ini masuk ke wilayah indonesia untuk melindungi kapal nelayan mereka yang mencuri ikan di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan Indonesia tidak akan melakukan negosisi dengan Tiongkok terkait posisi wilayah Indonesia di Perairan Natuna.
Mahfud MD juga menegaskan TNI akan menghalau kapal Tiongkok yang masuk ke Perairan Indonesia. Menurut Mahfud, Tiongkok tidak memiliki hak atas Perairan Natuna. Klaim Tiongkok yang mengatakan bahwa perairan Natuna adalah milik mereka juga dinilai tidak berdasar.
Lalu, mengapa Laut Natuna menjadi titik yang menggiurkan bagi pencuri ikan dan nelayan? Potensi Laut Natuna ada sekitar 23.400 ton lebih potensi cumi-cumi per tahun. Lalu ada 1.400 ton lebih lobster per tahun, ada pula 2.300 ton lebih kepiting per tahun, dan ada 9.700 ton lebih rajungan per tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.