Kompas TV nasional politik

Anggota Komisi VIII DPR Fraksi PDIP Sebut Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Perlu Penilaian Matang

Kompas.tv - 23 April 2025, 09:57 WIB
anggota-komisi-viii-dpr-fraksi-pdip-sebut-usulan-soeharto-jadi-pahlawan-perlu-penilaian-matang
Arsip. Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang sama-sama pernah menjadi Presiden RI dalam sebuah acara. Nama Soeharto dan Gus Dur muncul dalam usulan untuk masuk sebagai Pahlawan Nasional. (Sumber: KOMPAS/Pepih Nugraha)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan atau PDIP Selly Andriany Gantina menanggapi wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto, yang diusulkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). 

Ia menilai proses penilaian harus dilakukan secara matang dan menyeluruh oleh lembaga yang berwenang.

"Saya bersyukur bahwa pemberian gelar masih bisa dilakukan dan diseleksi oleh Kemensos. Tapi memang harus dari bawah dan banyak aspek penilaian yang harus dilakukan secara matang," kata Selly kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).

Saat ditanya terkait usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto, Selly enggan memberikan penilaian pribadi.

Ia menyerahkan sepenuhnya kepada lembaga resmi yang memiliki wewenang dan indikator penilaian.

"Saya masih belum bisa memberikan tanggapan apakah seseorang layak menjadi pahlawan nasional atau tidak. Negara pasti memiliki alasan dan melibatkan berbagai komponen dalam menentukan hal tersebut," katanya.

Baca Juga: Istana Tak Masalah Usul Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Selly pun menyinggung sebutan Bapak Pembangunan Indonesia yang disematkan kepada Sorharto.

"Kita menyadari Soeharto disebut Bapak Pembangunan Indonesia. Maka, jika memang beliau akan dikategorikan sebagai pahlawan nasional, kita menghargai beliau dalam kapasitas itu. Tapi tetap perlu dijelaskan secara akademis oleh Kemensos atau lembaga terkait apa alasan pemberian gelar tersebut," ujarnya.

Menurut dia, banyak tokoh yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional tetapi hanya dikenal kuat di satu daerah dan belum memberikan dampak dalam skala nasional. Meski begitu, ia menilai hal tersebut tetap layak diapresiasi.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV, Antara

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x