JAKARTA, KOMPAS.TV - Yenny Wahid menyebut berkumpulnya anak presiden pertama hingga ke – 8 Republik Indonesia pada perayaan ulang tahun putra Prabowo, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit hanya sedikit yang menyerempet soal politik.
Hal tersebut disampaikan oleh Yenny Wahid dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (25/3/2025).
“Sedikit sekali nyerempet obrolan politik,” ucap Yenny Wahid.
Menurut Yenny, hal tersebut dikarenakan beberapa anak dari mantan presiden RI ada yang kesehariannya sudah berkecimpung di dunia politik. Sehingga, dalam pertemuan di ulang tahun Didit lebih menginginkan pertemuan dengan obrolan yang santai.
“Di luar sana banyak yang anak-anak dari keluarga mantan presiden yang sudah berkecimpung di dunia politik, jadi mungkin juga hidup mereka ya penuh dengan urusan politik, ada momen-momen di mana mungkin hanya ingin bicara hal-hal ringan, yang santai saja,” ujar Yenny.
Baca Juga: KPK Periksa Adik Febri Diansyah terkait Dugaan TPPU Syahrul Yasin Limpo
Salah satu yang dibahas adalah tentang kapan Didit yang merupakan putra Presiden Prabowo Subianto akan melakukan show. Termasuk, siapa-siapa saja yang pernah menggunakan karya Didit yang begitu mencintai kain-kain Indonesia dalam sentuhan karyanya.
“Saya kan kagum dari dulu memang, bajunya sangat bagus sekali dan selalu promosi tentang songket dan kain Indonesia, dan yang memakai juga bukan kaleng-kaleng gitu ya dan bukan karena siapa dia, karena ini sudah dilakukan sejak dulu,” ucap Yenny.
Selain itu, Yenny menuturkan di dalam pertemuan tersebut tidak membahas soal perbedaan sikap politik karena Didit dan yang lainnya saling menghargai.
“Kita semua datang dari latar belakang yang sangat berbeda, dengan perspektif yang berbeda dan mungkin posisi politik juga berbeda dan kita saling menghargai satu sama lain. Jadi Mas Didit tahu posisi saya dan keluarga saya juga kerap mengkritisi kebijakan pemerintah, Pak Prabowo juga tahu itu ya,” kata Yenny.
Baca Juga: Mahasiswa Gugat UU TNI, CSIS: Masuk Akal, Pembahasan Belum Penuhi Standar Pembuatan UU
“Jadi kami tetap dengan posisi kami misalnya soal RUU TNI kemarin, posisi keluarga Gus Dur cukup tegas kemarin, kita menentang dwifungsi TNI, kita ingin TNI itu ada dalam posisi yang profesional sebagai penjaga pertahanan negara. Jadi semua sudah tahu posisi masing-masing, namun kita ingin menunjukkan bahwa di atas politik ada kemanusiaan,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.