JAKARTA, KOMPAS TV - Salah satu karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, Risti Ujianti, menceritakan bagaimana perusahaan mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang berdampak pada ribuan karyawan.
Ia mengungkapkan kabar PHK sudah mulai terdengar sejak Desember 2024, sebelum akhirnya diumumkan secara resmi pada 24 Februari 2025.
"Sejak 21 Februari sebenarnya sudah ada komunikasi, tapi lebih ke pembicaraan internal. Namun, dari informasi yang ada, sejak 18 Desember 2024 sudah ada kabar bahwa perusahaan kalah di Mahkamah Agung (MA). Setelah itu, pihak manajemen terus berupaya mencari solusi agar PHK bisa dihindari," ujar Risti dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Jumat (28/2/2025).
"Pihak manajemen dan owner (pemilik) sudah berusaha. Bahkan, sebelumnya kami yang terkena dampak sempat dialihkan ke unit lain agar tidak sampai di-PHK. Namun, keputusan akhir ada di eksekutor, dan PHK tetap harus dilakukan," imbuhnya.
PHK massal ini menjadi pukulan berat, kata Risti, terutama karena terjadi menjelang bulan suci Ramadan. Banyak karyawan yang telah bekerja puluhan tahun di Sritex, kini kehilangan mata pencaharian.
Baca Juga: Buruh PT Sritex Kena PHK Jelang Puasa, Ketua Komisi VII: Karyawan Lagi yang Jadi Korban
"Banyak teman-teman yang sudah puluhan tahun bekerja di sini. Bahkan ada yang sampai bertemu jodoh, punya anak, dan cucu di sini. Jadi, ini sangat terasa berat bagi kami," katanya.
Risti telah bekerja di Sritex selama lebih dari 10 tahun dan terbiasa menjalani Ramadan sebagai karyawan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu. Kini, ia harus menghadapi Ramadan dengan kondisi yang berbeda.
"Biasanya di bulan Ramadan ada banyak persiapan, baik untuk keluarga maupun berbagi dengan teman-teman. Tahun ini, kami harus lebih berhemat, menyesuaikan kondisi," kata Risti.
Menurutnya, di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah, ada tradisi punjungan, yaitu membawa makanan atau bingkisan ke orang lain menjelang Ramadan.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.