JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Jawa Timur, Muhammad Fikser tak bisa menyimpan kejengkelannya kepada sejumlah orang pemburu "koin jagat". Bagaimana tidak, ada enam taman yang kondisi tanamanya hancur diinjak, dahan pohon yang patah hingga paving pedestarian yang dibongkar oleh sejumlah orang yang ramai-ramai mencari koin di sana.
Taman-taman itu antara adalah lain Taman Bungkul, Taman Lumumba, Taman Prestasi, Taman Teratai, Taman Paliatif, dan Taman Ekspresi. Padahal, kata Fikser, seluruh taman itu dibiaya pemerintah daerah.
"Taman itu dibiayai Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dirawat petugas dengan baik," katanya saat memberi pernyataan di Program Sapa Pagi, Kompas TV, Rabu (15/1/2025)
Fikser juga menyatakan aplikasi koin jagat yang digandrungi warga itu, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaat. Selain merusak fasilitas publik, aplikasi itu juga berpotensi menghilangkan nyawa.
"Orang-orang berkumpul, bisa saja ada provokasi, terus terjadi tawuran. Kalau sampai ada korban jiwa, baru kebakaran jenggot," ujarnya. Karena itu, dia meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menutup aplikasi itu.
Baca Juga: Viral Minta Izin ke Ormas untuk Konten di Taman Literasi, Anggota Pemuda Pancasila Minta Maaf
Di Jakarta, Pusat Pengelolaan Kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) mengeluhkan hal yang sama. Paving blok, area taman sampai lampu penerangan jalan termasuk yang dirusak demi memburu "harta karun". Padahal, GBK adalah sarana publik kebanggaan warga Jakarta, bahkan Indonesia. Di sana, berkumpul orang untuk berolahraga, bertamasya bersama keluarga, juga konser musik.
Menurut Direktur Umum PPKGBK Hadi Sulistia, pencarian koin jagat di area GBK sudah tidak relevan karena titik perburuan koin sudah dihapus oleh aplikasi.
"Saat ini sudah tidak ada lagi koin hadiah yang aktif di seluruh kawasan GBK," kata Hadi. Dia minta pihak pengembang aplikasi Jagat untuk turut bertanggung jawab dalam mengatasi persoalan yang berujung pada kerusakan di area GBK itu.
Di Bandung, para pemburu koin tak kalah merusaknya. Taman Tegallega misalnya, salah satu yang jadi sasaran. Tak hanya orang dewasa, para pelajar pun ikut-ikutan berburu koin setelah pihak pengembang aplikasi ini menyebarkan koin berhadiah di fasilitas publik. Terdapat tiga jenis koin yang diburu warga, yakni perunggu, perak, dan emas. Nilai uang yang bisa didapatkan bervariasi, dari Rp300 ribu hingga Rp100 juta.
Pantauan Kompas pada Selasa (14/1/2025), Taman Tegallega termasuk salah satu fasilitas umum yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang rusak adalah lantai keramik, karpet rumput sintesis, dan tanaman di area taman.
”Semula kami mengira mereka hanya pengunjung biasa di Taman Tegallega. Ternyata mereka mencari koin Jagat hingga merusak fasilitas di sini,” kata Ragil Pamungkas (32), salah satu petugas pemeliharaan UPT Taman Tegallega.
Baca Juga: Taman Fatahillah Kota Tua Banjir Sampah Usai Perayaan Malam Tahun Baru 2025
Dikuasai Preman
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.