JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, mengaku tidak pernah memercayai gerakan investigasi yang dilakukan oleh lembaga internasional.
Immanuel menyampaikan hal ini dalam dialog Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (1/1/2025) membahas masuknya nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi sebagai finalis tokoh korup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Dalam dialog tersebut, Noel (sapaan Immanuel) menjawab pertanyaan tentang indikator penilaian seperti apa yang seharusnya dipakai dalam menentukan finalis tokoh korup.
“Pertama-tama fakta, itu yang paling standarlah. Lantas, ada sebuah keputusan hukum,” kata dia.
Baca Juga: Kata Immanuel Ebenezer soal Jokowi Masuk Daftar Tokoh Dunia Paling Korup 2024 versi OCCRP
“Kalau cuma opini siapa pun bisa membangun opini, nanti juga kita bisa membangun misalnya siapa orang baik kita bikin jahat karena opini-opini yang sesat.”
Ia kemudian menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah memercayai gerakan investigasi internasional.
“Saya nggak yakin, jujur, yang namanya gerakan-gerakan investigasi internasional saya nggak pernah percaya. Saya sangat-sangat tidak percaya.”
Noel berpendapat, sangat lucu jika Jokowi kemudian disamakan dengan Bashar Al Assad yang diusir oleh rakyatnya sendiri.
“Nggak pantaslah, masa Jokowi disamain dengan Bahsar Al Assad yang diusir oleh rakyatnya sendiri dalam kondisi perang. Kondisi kita kan nggak perang, nggak korup,” tambahnya.
Dalam dialog yang sama, ia juga mempertanyakan dari mana OCCRP mengambil kesimpulan tentang tokoh terkorup, karena belum ada proses peradilan.
“Pertama gini, temuan apa yang menjadi dasar ketka OCCRP ini mengambil sebuah kesimpulan bahwa Pak Jokowi ini tokoh terkorup, sedangkan proses peradilan belum ada,” ucapnya.
“Lantas kemudian sudah merilis bahkan memframing seakan-akan Pak Jokowi ini tokoh paling korup sedunia. Menurut saya ini bukan sebuah sikap yang terhormat dari sebuah lembaga investigasi.”
Baca Juga: Tanggapi OCRP soal Finalis Tokoh Korup, Bivitri ajak Obyektif: Jangan Buruk Muka Cermin Dibelah
Ia kemudian menyampaikan kecurigaannya bahwa masuknya nama Jokowi tersebut merupakan propaganda.
“Makanya jujur saya curiga, jangan-jangan ini sengaja proxy intelijen yang melakukan propaganda yang ingin menghancurkan tokoh-tokoh bangsa ini yang dicintai oleh rakyatnya.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.