Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Perjuangan meraih kedaulatan Indonesia mendorong terbentuknya gerakan dari masyarakat untuk melawan kolonialisme pasca kemerdekan 17 Agustus 1945. Tak hanya pasukan bersenjata yang didominasi oleh kaum pria, perempuan juga turut serta dalam perang revolusi. Mereka bergabung dalam laskar-laskar yang bertugas dalam palang merah, mendirikan dapur umum, hingga menjadi Telik Sandi, yaitu mata-mata.
Peran sebagai mata-mata atau pengantar pesan tentara Republik pernah dilakoni oleh Truus Sardjono, wanita berusia 91 tahun asal Kediri. Pengalamannya yang seru dan menarik menggambarkan betapa sulit dan berbahayanya menjadi intel atau mata-mata di era tahun 1945-1949. Truus Sardjono mengenang pekerjaan sebagai intel adalah panggilan Tuhan yang harus dilakukan demi kemerdekaan Republik Indonesia.
#Singkap
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.