JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah petinggi partai politik (parpol) merespons permintaan maaf yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat Indonesia.
Permohonan maaf itu disampaikan Jokowi dalam acara "Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka" di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/8/2024) malam.
Jokowi minta maaf jika ada kesalahan atau kekhilafan selama memimpin Indonesia sejak 2014. Mantan wali kota Solo itu mengaku tidak bisa menyenangkan semua pihak ketika menjabat.
"Bapak/Ibu sekalian, Saudara-Saudara sebangsa dan se-Tanah Air, dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin, ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Minta Maaf, PDIP: Tidak Ingin Anggap Serius, Semua Sudah Cukup Terlambat
Dia kemudian mengajak hadirin untuk berdoa meminta pertolongan kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia dibantu dan dimudahkan menjadi bangsa yang maju.
"Saya tidak sempurna. Saya manusia biasa. Kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi serta apa pun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu," kata Jokowi.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin, Jumat (2/8/2024), berpendapat permintaan maaf Jokowi tersebut menunjukkan kebesaran jiwanya.
"Kami tentu saja menyambut dengan baik permintaan maaf dari Bapak Presiden Jokowi. Ini menandakan kebesaran jiwanya, hatinya, sebagai seorang manusia tentu saja tidak luput dari ketidaksempurnaan," ucap Nurul.
Dia pun mengapresiasi dan berterima kasih kepada Jokowi atas 10 tahun kepemimpinannya.
"10 tahun memberikan perubahan begitu banyak, inovasi-inovasi beliau terutama pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, dan program-program yang inovatif, yang diberikan Jokowi," ujar Nurul.
Baca Juga: Golkar: Permintaan Maaf Presiden Jokowi, Tanda Kebesaran Jiwa dan Hatinya
"Ini jadi catatan sejarah tersendiri karena dalam 10 tahun perjalanan banyak fasilitas-fasilitas yang tadinya tidak kita rasakan dan sepertinya sedikit impossible (mustahil), tapi dalam kepemimpinan beliau, pembangunan bisa bejalan masif dan merata," katanya.
Sejumlah inovasi tersebut, menurut Nurul, antara lain pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Ini adalah bukti pemerataan ekonomi yang mungkin banyak yang ignore (mengabaikan), tapi kami lihat ini adalah satu pemikiran progresif yang akan buat Indonesia jadi negara maju dengan pemerataan ekonomi di berbagai daerah," bebernya.
Sedangkan menurut Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, akan lebih baik jika Jokowi juga memaparkan kekurangannya selama memimpin Indonesia hampir 10 tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.