JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada hari ini, 5 Juni dikenal sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil tema “Tanah Kami Masa Depan kita," yang berfokus pada pada restorasi lahan, penggurunan, dan ketahanan terhadap kekeringan.
Kekeringan dan penggurunan mengancam ekosistem penting di seluruh planet ini, termasuk ekosistem air tawar dan tanah, jaringan ikat yang memungkinkan adanya kehidupan di bumi.
Dikutip dari situs worldenvironmentday.global, PBB memberikan rincian mengenai apa yang membuat ekosistem darat dan daratan begitu unik dan, dalam beberapa kasus, menakjubkan.
Tanah dan air
Hampir 60 persen spesies hidup di tanah, sehingga menjadikan daratan sebagai habitat dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di planet ini.
Tanah yang sehat menyimpan karbon dalam jumlah besar, yang jika dilepaskan akan menyebabkan lonjakan besar pemanasan global.
Hanya 0,5 persen air di bumi yang dapat digunakan dan tersedia air tawar. Perubahan iklim berdampak buruk terhadap pasokan tersebut.
Selama dua dekade terakhir, penyimpanan air di daratan—termasuk kelembapan tanah, salju, dan es— telah menurun sebanyak 1 sentimeter per tahun dan berdampak buruk terhadap ketahanan air dan produksi pangan.
Lahan kering
Lahan kering – wilayah yang menghadapi kelangkaan air yang besar—mencakup 41 persen permukaan tanah bumi dan 78 persen lahan penggembalaan di dunia .
Lahan kering menghasilkan 44 persen tanaman global, merupakan sumber pakan bagi setengah ternak dunia dan mendukung kehidupan dan penghidupan lebih dari 2 miliar orang.
Terlepas dari namanya, lahan kering merupakan rumah bagi lebih dari seperempat hutan dunia, sepertiga pusat keanekaragaman hayati global, dan merupakan titik migrasi penting bagi burung.
Hutan
Hutan menutupi 31 persen bumi namun distribusinya tidak merata karena lebih dari separuh hutan dunia hanya terdapat di lima negara: Brasil, Kanada, Tiongkok, Federasi Rusia, dan Amerika Serikat.
Hutan adalah rumah bagi lebih dari separuh spesies hewan, tumbuhan, dan serangga darat di dunia.
Lebih dari 28.000 spesies tumbuhan saat ini tercatat memiliki kegunaan sebagai obat dan banyak di antaranya ditemukan di ekosistem hutan.
Baca Juga: BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi Kekeringan di Pulau Jawa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.