JAKARTA, KOMPAS.TV - Kuasa hukum dari korban penganiayaan hingga tewas oleh taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran atau STIP mendatangi Polres Metro Jakarta Utara pada Senin (6/5/2024).
Kedatangan tim kuasa hukum keluarga korban ke Polres Jakarta Utara untuk menyerahkan bukti baru berupa tangkapan layar chat atau percakapan WhatsApp.
Kuasa hukum keluarga korban, Chitto Chumadrika, mengungkapkan mengenai isi percakapan tersebut, yakni ada upaya pihak lain yang berupaya menutup-nutupi kasus dugaan penganiayaan yang berujung tewas terhadap korban Putu Satria Ananta Rustika.
Baca Juga: Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Puskapdik Dorong Reformasi Total Tata Kelola Sekolah Kedinasan
Chitto mengaku menemukan percakapan di WhatsApp Grup STIP angkatan 66 yang merupakan angkatan korban itu sendiri.
Dalam percakapan tersebut dikatakan ada pihak yang membuat narasi mengenai taruna yang menjadi korban sakit karena serangan jantung sehabis olahraga pagi dan bersih-bersih kampus.
“Dokter bilang tidak ada tanda kekerasan namun masih menunggu hasil visum. Infonya almarhum sudah diserahkan ke Dishub karena taruna titipan dari daerah,” kata Chitto kepada jurnalis Kompas TV Nizar Ramadika di Jakarta pada Senin (6/5/2024) saat membacakan isi pesan yang dinarasikan.
Lalu, di bawah chat tersebut, lanjut Chitto, ada narasi lain yang dinilainya cukup janggal. Sebab, seperti ada upaya untuk menutupi sesuatu.
“Dibikin semua kronologinya begini biar semua orang dan media tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ucap Chitto.
Baca Juga: Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Paman Korban Duga Ada Kecemburuan Sosial
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.