“Apakah di Sirekap ada kejahatan? Saya hanya akan menamilkan data saja, saya tidak akan banyak cerita,” tuturnya.
“Saya bandingkan hasil KPU dengan yang pertama dengan lembaga hitung cepat. Kalau kita lihat di sana, 12 lembaga hitung cepat ini hasilnya tidak berbeda jauh dengan hasil Sirekap maupun hasil KPU 360.”
Menurutnya, rata-rata error dari penghitungan hasil hitung cepat dan manual hanya 0,07 persen, atau di bawah 0,1 persen.
Meski demikian, ada pihak yang tidak percaya pada hasil hitung cepat karena hanya menggunakan sampel sekitar 2 ribu TPS.
Baca Juga: Kubu Ganjar-Mahfud Usul Kapolri Dihadirkan, Ketua MK: Dibutuhkan atau Tidak Pertimbangan Mahkamah
Oleh sebab itu, ia kemudian membandingkan hasil penghitungan riil KPU dengan hasil penghitungan riil yang dilakukan oleh sejumlah lembaga masyarakat.
“Masyarakat sipil yang dipelopori oleh para tokoh-tokoh, membuat berbagai amcam penghitungan real, paralel dengan Sirekap.”
“Saya ambil 3 saja ang besar. Pertama adalah Kawal Pemilu 2024. Kedua adalah Jaga Suara 2024. Ketiga adalah Jaga Pemilu 2024” tambahnya.
Menurut dia, perbedaan antara kawal pemilu, jaga suara dan jaga pemilu, dengan KPU juga idak terlalu jauh.
“Artinya apa? Kalau tadi hitung cepat tidak dipercaya karena sampel hanya 2 ribu TPS, tapi ini adalah real count, artinya penghitungan nyata yang menunjukkan bahwa hasil dari KPU tidak berbeda jauh.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.