"Kalau kita tidak melakuakn koreksi saat ini, maka akan menjadi preseden ke depan, disetiap pemilihan di berbagai tingkat," ujarnya.
"Bila kita tidak melakukan koreksi, maka praktik yang terjadi kemarin akan dianggap sebagai kenormalan, dan menjadi kebiasaan, lalu menjadi budaya, dan akhirnya menjadi karakter bangsa," sambungnya.
Penyimpangan dalam Pilpres 2024 menurut Anies
Anies mengatakan Pilpres 2024 tidak dijalankan dengan bebas, jujur, dan adil. Pasalnya Pilpres diwarnai dengan serangkaian penyimpangan, salah satunya adanya intervensi kekuasaan.
"Apakah Pilpres 2024 kemarin telah dijalankan secara bebas jujur dan adil? Tidak, justru sebaliknya, ini terpampang nyata dihadapan kita," ujarnya.
"Diantara penyimpangan yang kita saksikan adalah penggunaan institusi untuk memenangkan salah satu calon yang secara eksplisit tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan," tegasnya.
Tak hanya itu, Anies juga menekankan adanya praktek meresahkan dalam Pilpres 2024, dimana aparat daerah mengalami tekanan bahkan diberikan imbalan untuk mempengaruhi arah pilihan politik.
"Serta penyalahguanaan bantuan-bantuan dari negara, bantuan sosial yang sejatinya untuk kesehatan rakyat malah dijadikan alat transaksional untuk memenangkan salah satu calon," jelasnya.
Bahkan, lanjut Anies, intervensi ini merambah hingga ke pemimpin Mahkamah Konstitusi.
"Ketika pemimpin Mahkamah Konstitusi, yang seharusnya berperan sebagai jenderal benteng terakhir penegakan prinsip-prinsip demokrasi, terancam oleh intervensi, maka fondasi demokrasi kita berada dalam bahaya yang nyata," ucap Anies Baswedan menegaskan.
Baca Juga: Tim Hukum Anies-Muhaimin Beberkan Sejumlah Pelanggaran Hasil Pilpres 2024 di Sidang MK
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.