JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Keamanan Siber dari Communication and Information System Security Research, Pratama Persadha menyebut ada kesalahan fatal dari aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada (SIREKAP) untuk hasil Pilpres 2024.
Pernyataan itu disampaikan Pratama Persadha dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (21/2/2024).
“Kesalahan fatal dari aplikasi SIREKAP ini adalah tidak adanya error checking atau error handling ketika suara dalam 1 TPS itu lebih dari 300, ini kan lucu,” kata Pratama.
“Ini pembuatan formulasi yang sangat sederhana, aturannya satu TPS 300 (suara) harusnya nggak boleh dong, kalau lebih dari 300 artinya apa, artinya akan error nggak bisa tuh diinput, nggak bisa tuh di-submit, nggak bisa itu dikirimkan, nah harusnya ada itu, itu tidak dilakukan,” ujarnya.
Baca Juga: Rocky Gerung soal Prabowo-Gibran Menang karena Silent Majority: Itu Dusta, karena Dihanyutkan BLT
Akibatnya, kata Pramata, petugas KPPS tidak dapat mengirimkan angka yang sesuai dengan hasil hitung di TPS.
Pratama pun mengaku mengantongi data adanya penggelembungan suara hingga 3,5 juta untuk 1 TPS.
“Sehingga petugas KPPS, ketika mereka memfoto, kemudian dia tidak bisa mengedit apalagi di Pilpres, Pemilu Pilpres, mereka nggak bisa mengedit, dia terpaksa harus mengirim, sehingga apa, berantakan hasilnya, ada yang nambah 800 dan 900 adalah sampai 3,5 juta,” ucap Pratama.
Lebih lanjut, Pratama mengkritik KPU yang menurutnya tidak berpikir untuk membaca peluang masalah di lapangan terkait penghitungan suara.
Yaitu soal penggunaan handphone yang standarnya tidak ditentukan dan berpotensi terjadinya kesalahan baca hasil suara.
“KPU tidak berpikir sebelumnya, tidak merencanakan bahwa TPS-nya itu 823 ribu lebih, handphone menggunakan handphone petugas KPPS yang beda-beda, kameranya kadang-kadang burem, handphonenya banyak Malware dan lain-lain begitu,” tuturnya.
Baca Juga: Rocky Gerung: Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Harusnya Berani Tolak Hasil Pemilu 2024
“Sehingga ada kemungkinan kesalahan baca, karena teknologi OMR (Optical Mark Recognition) ini bukan teknologi yang bagus banget juga begitu, sudah lama teknologi ini, ada kesalahan baca,” katanya.
Bukan hanya itu, Pratama menambahkan, kesalahan fatal yang dibuat KPU dalam penghitungan suara di Pemilu 2024.
“Kesalahan yang lebih fatal lagi nih, ketika SIREKAP bermasalah. Apa yang dilakukan oleh KPU? Ternyata mereka memberikan instruksi kepada petugas KPPS untuk mengirimkan data dari TPS itu menggunakan Google Drive,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.