JAKARTA, KOMPAS.TV- Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) Masrukhi membantah dipaksa dan diintimidasi untuk membuat video testimoni terkait kinerja positif Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hal tersebut disampaikannya dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Jumat (9/10/2024).
“Itu yang saya alami, saya tidak tahu kepada rektor yang lain, jadi yang saya alami saya tidak diminta untuk ada testimoni tentang kinerja Jokowi lalu arahnya apalagi dikatakan untuk menggiring kepada paslon tertentu, itu tidak ada,” ucap Masrukhi.
Masrukhi kemudian menjelaskan permintaan pihak kepolisian kepadanya adalah untuk memberi testimoni terkait Pemilu 2024 agar berjalan lancar. Ia mengatakan, permintaan untuk menyampaikan video testimoni bukan hanya kali ini dilakukan kepolisian, tapi juga saat Ramadan dan hari besar lainnya.
Baca Juga: Guru Besar UGM Koentjoro: Kesalahan Fatal Kita Menempatkan Jokowi Terlalu Tinggi
“Saya terus terang termasuk inisiator untuk realisasi community policy di kampus, ya jadi kami di Jawa Tengah ini, waktu saya Ketua Paguyuban Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, itu membentuk di 9 kampus namanya forum kemitraan polisi, masyarakat, mahasiswa,” jelasnya.
“Dalam pikiran saya, polisi, tentara, organisasi sosial, organisasi agama itu merupakan agen-agen sosial yang sesuai dengan fungsinya masing-masing, terus memberikan edukasi pencerahan kepada Masyarakat. Nah saya diminta oleh Polisi untuk testimoni atau imbauan kepada masyarakat itu tidak hanya dalam pemilu saja, event kemasyarakatan besar yang lain saya kerap kali diminta, misal menjelang Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, Hari Bhayangkara, saya kerap diminta imbauan dan itu saya senang sekali.”
Oleh karena, ungkap Masrukhi, saat diminta polisi membuat video testimoni terkait pemilu Ia menyampaikan 4 hal.
Pertama, pemilu adalah amanat konstitusi yang harus dijunjung tinggi semua pihak untuk bejalan jujur, adil dan berwibawa. Lalu kedua, semua elemen bangsa wajib untuk menjaga kondusifitas agar tercipta harmoni saat melaksanakan pemilu.
Baca Juga: Guru Besar UGM: Jokowi Mencla-mencle, Sebagai Seorang Kepala Negara Itu Sabdo Pandito Ratu
Ketiga, sebagai warga bangsa yang baik warga negara harus ikut serta Pemilu untuk menentukan masa depan bangsa yang lebih baik. Keempat, lanjut Masrukhi, ia menekankan perbedaan pilihan dan aspirasi adalah hal wajar.
“Saya katakan merupakan sunnatullah, hukum alam, tidak mungkin orang itu seragam karena Tuhan sendiri kan manusia itu dalam beragam, maka yang terpenting adalah bagaimana perbedaan itu disikapi secara dewasa, saling menghormati, saling menghargai dan persatuan kesatuan bangsa itu harus diutamakan,” jelas.
“Tidak ada permintaan dari polisi untuk saya menilai kinerja positif Pak Jokowi, tidak ada, kalau pun ada, itu tidak relevan.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.