JAKARTA, KOMPAS.TV – Hasil analisis Drone Emprit menunjukkan bahwa calon presiden (capres) nomor urut 1 mendapatkan sentimen positif terbesar di percakapan media sosial terkait debat kelima Pilpres 2024.
Penjelasan itu disampaikan oleh pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, dalam dialog pada program Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Senin (5/2/2024).
“Anies kemarin kan bagus tuh hasil jajak pendapat Kompas, kemudian Ganjar, dan terakhir Prabowo, ini juga persis juga sama dengan Drone Emprit yang tadi malam saya tangkap,” tuturnya.
“Sentimen positif itu yang paling bagus di Anies, kemudian di Ganjar, kemudian terakhir Prabowo,” tegas Ismail.
Menurutnya, berdasarkan pantauan di media sosial X (dahulu Twitter-red) sejak debat ketiga Pilpres, penilaian tentang sentimen negatif dan positif itu idak jauh berbeda.
“Kalau kita bandingkan dengan debat ketiga capres,tidak jauh berbeda. Itu yang kita monitor di Twitter (X-red)”
Baca Juga: Antiklimaks di Debat Pamungkas Pilpres, Pengamat: Gimik Menyerang Merugikan Penyerang
“Kenapa kok nggak jauh berbeda? Pertama dari sisi siapa yang menguasai di platform ini. Platform di Twitter itu lebih banyak dikuasai oleh 01 dan 03,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Ismalil, debat ini komposisi capresnya sama, dan performance Prabowo Subianto dalam menjawab pertanyaan dan menahan emosi dinilai kurang bagus.
“Sehingga sering menjadi dalam percakapan itu di netizen, di Twitter, terutama banyak sekali yang netral itu melihat secara negatif, emosinya negatif, tidak mampu menjawab dengan tepat dan seterusnya.”
“Tapi kalau kita lihat di TikTok, itu berbeda hasilnya yang cawapres. Apa yang kita lihat negatif di Twitter, di Tiktok bisa jadi positif,” ungkapnya.
Ia lalu memisalkan istilah Greenflation yang disampaikan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat sebelumnya.
Baca Juga: Penjelasan Drone Emprit dan Litbang Kompas soal Respons Publik Terkait Debat Terakhir Capres
“Misalnya greenflation ya, greenflation kemarin, sebagai gambaran saja, itu di TikTok menjadi sangat positif karena memang konteksnya itu lepas, dan anak-anak muda di sana suka yang savage. Jadi tergantung platform-nya juga.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.