Kompas TV nasional rumah pemilu

Timnas AMIN Sebut Ada Praktik Kecurangan Jelang Pemilu, Terdapat Logo Paslon dalam Paket Bansos

Kompas.tv - 17 Januari 2024, 14:00 WIB
timnas-amin-sebut-ada-praktik-kecurangan-jelang-pemilu-terdapat-logo-paslon-dalam-paket-bansos
Syaugi Alaydrus selaku Kapten Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), dalam jumpa pers pada Rabu (17/1/2024), mengatakan ada praktik kecurangan yang masif dan beraroma korupsi jelang Pemilu 2024. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Muhammad Syaugi Alaydrus, Kapten Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), mengatakan ada praktik kecurangan yang masif dan beraroma korupsi menjelang Pemilu 2024.

Pernyataan Syaugi tersebut disampaikan dalam konferensi pers tim hukum Timnas AMIN yang menyoroti pembagian bantuan sosial (bansos) menjelang Pemilu 2024, Rabu (17/1/2024).

“Dalam hitungan hari, tahapan Pemilu 2024 akan sampai pada tahapan krusial, yaitu pemungutan suara. Sayangnya, jelang tahapan yang menentukan tersebut, terjadi beberapa praktik kecurangan yang semakin masif dan beraroma korupsi,” tuturnya, dipantau dari siaran YouTube Kompas TV.

Menurutnya, belum lama ini, ada pembagian bansos di sejumlah wilayah di mana paketnya menampilkan logo pasangan calon (paslon) tertentu.

Baca Juga: Sebut Sulawesi Utara Lumbung Suara Ganjar-Mahfud, Atikoh Minta Kawal Suara agar Tak Ada Kecurangan

“Baru-baru ini misalnya terjadi pembagian bansos di beberapa wilayah yang menggunakan dana APBN tetapi terdapat logo paslon tertentu dalam paket tersebut,” tegasnya.

Syaugi berpendapat, pembagian bansos tersebut sengaja dimasifkan menjelang pemilu. Tetapi, ia mengatakan, bukan itu yang menjadi sorotan Timnas AMIN, melainkan dugaan politisasinya.

“Pembagian bansos ini sengaja digeber menjelang pemilu, seiring dengan kenaikan anggaran perlindungan sosial di tahun 2024, yaitu sebesar Rp496,8 triliun.”

“Persoalannya, bagi tim hukum nasional pasangan AMIN, bukan pembagian bansosnya tetapi politisasi bansos untuk kepentingan calon tertentu, yang dilakukan oknum penyelenggara negara,” tambah Syaugi.

Sehingga, lanjut dia, yang terjadi dalam pembagian bansos bukan wujud kepedulian kepada rakyat, melainkan dugaan keberpihakan kepada kandidat tertentu.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA


Opini

Anima Mundi

8 Juli 2024, 23:00 WIB

Close Ads x