JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Komisi I DPR RI yang juga politisi Golkar Meutya Hafid mengapresiasi keputusan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang tak terpancing oleh dua capres lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk membuka data pertahanan negara.
Diketahui, Anies dan Ganjar dalam debat capres kemarin menantang Prabowo untuk membuka data pertahanan negara.
"Alhamdulillah, Pak Prabowo tidak terpancing untuk membuka data pertahanan kita. Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara di atas politik. Meski sudah dicecar sebegitu rupa,” kata Meutya kepada wartawan, Senin (8/1/2024).
Baca Juga: Jokowi soal Data Pertahanan: Ini Menyangkut Strategi, Nggak Bisa Dibuka Kayak Toko Kelontong
Menurut dia, para capres tersebut tak paham data pertahanan negara itu sifatnya rahasia.
"Data pertahanan tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, confidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu," ujarnya.
Ia menyebut, para capres yang meminta Prabowo membuka data pertahanan tidak paham masalah risiko data pertahanan apabila dibuka di publik sembarangan.
“Apalagi debat ini diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar itu menyayangkan sikap kedua capres yang memaksa Prabowo untuk membuka data pertahanan hanya demi capres nomor urut 2 itu terlihat tak siap debat.
“Memanfaatkan data pertahanan yang sifatnya rahasia untuk menyudutkan lawan politik mestinya tidak terjadi. Negara lain sangat berkepentingan terhadap isu pertahanan ini."
"Harusnya kita memperlihatkan persatuan bahwa Indonesia dalam debat pertahanan, tentunya dengan sikap calon pemimpin yang penuh jiwa negarawan,” kata Meutya.
Meutya mengimbau rakyat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin ke depan, karena kedaulatan negara dipertaruhkan.
"Kondisi geopolitik dunia sangat rentan. Sangat mungkin berdampak kepada kita. Untuk itu kita butuh pemimpin kuat yang bisa menjamin kedaulatan negara untuk membawa kita menghadapi tantangan dunia," katanya.
"Seorang pemimpin negarawan yang memikirkan negara di atas kepentingan lain, apalagi ambisi politik pribadinya," kata Meutya
Anies dan Ganjar sama-sama meminta kepada Prabowo Subianto untuk membongkar sejumlah data pertahanan. Sebagai contoh, data soal minimum essential force (MEF) dan pengadaan alutsista bekas.
Permintaan buka data itu dilontarkan Ganjar dan Anies karena Prabowo sempat menyatakan bahwa data terkait pertahanan yang dipegang kedua lawannya itu tidak tepat.
Namun, Prabowo tidak membuka data yang benar dengan beralasan tidak mempunyai cukup waktu untuk menjelaskannya dalam forum debat capres.
Baca Juga: Sanggah Anies soal Data Pertahanan, Prabowo: Pak Anies, Pak Anies, Saya Tidak Bicara Tertutup!
Prabowo justru mengatakan bersedia menjelaskan data-data tersebut kepada Anies dan Ganjar dalam forum lain di luar forum debat capres.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.