"Kita prihatin sedih, berarti kita masih teledor di dalam K3," sambung Cak Imin.
Sementara itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal mengerahkan tim khusus untuk melakukan investigasi soal peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan dalam melaksanakan investigasi, pihaknya berharap pihak perusahaan bisa bersikap kooperatif.
“Kami juga berharap agar perusahaan dapat kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi,” sambung Febri.
Febri menyampaikan, hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi bagi perusahaan.
Dengan demikian, diharapkan bisa lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Baca Juga: Ledakan di Smelter PT ITSS Morowali Diduga Terjadi saat Perbaikan Tungku Tengah Dilakukan
“Jadi Standard Operating Procedure (SOP) benar-benar dijalankan dengan benar, termasuk yang berkaitan dengan pekerjanya dan teknologi yang digunakan,” tutur Febri.
Bagi Kemenperin, kata Febri, implementasi K3 sangat krusial untuk mencegah dan menekan angka kecelakaan kerja di sektor industri.
“Pelaksanaan K3 harus menjadi prioritas bagi dunia usaha di Indonesia. Kami mengajak dan mendorong kepada sektor industri agar budaya K3 melekat pada setiap individu di perusahaan,” tandas Febri.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.