JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti dan ahli hukum tatanegara Bivitri Susanti menyebut kegiatan debat calon presiden-wakil presiden hanya merupakan tanya jawab, bukan debat yang sesungguhnya.
Hal itu disampaikan Bivitri menjawab pertanyaan mengenai alasan keengganannya menjadi panelis dalam acara yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tersebut.
“Jadi memang itu nanti pada dasarnya para paslon hanya akan menjawab, jadi ini bukan debat tapi forum tanya jawab,” tuturnya, Selasa (12/12/2023), dikutip dari laporan tim jurnalis KompasTV.
Baca Juga: Gelar Debat Perdana Pilpres, Pengamat: Ajang Uji Kapasitas Capres Cawapres
Menurut pendapatnya, sebutan forum tanya jawab lebih tepat karena yang namanya debat pasti akan ada proses saling sanggah.
“Hal itu mungkin lebih tepat karena kalau namanya debat berarti ada proses untuk saling menyanggah.”
“Betul ada bagian saling menyanggah nanti, tapi kita bisa lihat juga di 2019, saling menyanggah itu bukan menyanggah tapi saling memberikan pertanyaan,” tambahnya.
Diketahui, KPU RI telah menjadwalkan lima kali debat capres-cawapres pada Pilpres 2024, dan debat perdana akan dilakukan malam ini.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyatakan, berdasarkan rundown debat capres akan berlangsung selama 150 menit.
Baca Juga: Peneliti PUKAT UGM, Zaenur Rochman Ingatkan Capres Tak Jadikan Hukum sebagai Alat Pukul dalam Debat!
Rinciannya, durasi debat total 120 menit yang dibagi menjadi enam segmen. Sementara 30 menit sisanya untuk pariwara.
Segmen pertama adalah momen peserta Pilpres 2024 memaparkan visi dan misi sesuai tema yang ditetapkan. Capres bisa saling sanggah pada segmen kedua, ketiga, keempat dan kelima.
Sesi terakhir khusus untuk penyampaian pernyataan penutup tiap capres.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.