Ia menilai, perbedaan pilihan adalah sesuatu yang wajar. Tapi jangan sampai perbedaan pilihan membuat perpecahan di Indonesia.
"Selain bernostalgia tentang masa-masa menimba ilmu di luar negeri hingga mendirikan Detasemen 81/Anti Teror bersama-sama, saya juga menjelaskan kepada beliau terkait berbagai kebijakan strategis di masa pemerintahan Presiden @jokowi," ujar Luhut.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dana APBN 2023 Banyak Keluar untuk Subsidi Energi dan Bansos
"Dan beliau tampak begitu tertarik, termasuk kami berbicara mengenai program-program unggulan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang perlu dilanjutkan dan disempurnakan jika kelak beliau diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin Indonesia," sambungnya.
Tak lupa, Luhut berpesan jika Prabowo terpilih sebagai Presiden RI, agar menjalankan pemerintahan dengan orang-orang yang profesional di bidangnya.
"Pak Prabowo saya kira sudah sangat paham maksud ucapan saya itu. Bahwa menjadi negara yang kuat dan maju butuh lebih dari sekedar sumber daya alam yang melimpah, tetapi sebuah teamwork yang penuh dengan pemikiran-pemikiran brilian dan inovatif, yang mau bersatu untuk mewujudkannya," tandasnya.
Prabowo menjenguk Luhut di sela kunjungan kerjanya di Singapura.
Prabowo menjelaskan, saat ditemui, Luhut sudah sangat ingin kembali bekerja, namun karena kondisinya masih perlu penyesuaian, mantan kepala staf presiden itu perlu benar-benar pulih.
Baca Juga: Pengamat Nilai Efektivitas Bansos Berkurang Jelang Pemilu, Pendataan Juga Longgar
"Beliau alhamdulillah sudah pulih, memang perlu waktu penyesuaian. Jadi saya sangat gembira beliau sudah, sudah ingin segera bekerja, tapi memang semua pihak minta beliau pelan-pelan menyesuaikan diri," ujar Prabowo mengutip pemberitaan Kompas.tv, Selasa (21/11).
Prabowo mengaku banyak yang dibicarakan dengan Luhut mulai dari pemerintahan dan pekerjaan hingga perkembangan politik saat ini di Tanah Air.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.