JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti menerangkan tentang kritik bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Ikrar, PDIP baru menyadari bahwa Jokowi bukan sekadar presiden partai dan tak semua programnya sukses dijalankan.
"Tampaknya teman-teman di PDIP ini sekarang baru sadar bahwa mereka itu tidak harus menempatkan Presiden Jokowi itu sebagai presidennya PDIP," kata Ikrar di program Kompas Petang, Kompas TV, Jumat (10/11/2023).
"Kita juga tahu bahwa Presiden Jokowi memang di dalam masa presidensi dia selama 9 tahun ini tidak semuanya sukses," ujarnya.
Ikrar menyebut, kritik Ganjar mengenai pemerintahan Presiden Jokowi dalam forum Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu (8/11/2023) muncul karena PDIP sedang berjarak dan sudah ditinggalkan oleh keluarga Jokowi.
"Ya kita tahu bahwa mereka (PDIP) sekarang baru ingin mengambil jarak dengan Presiden Jokowi ketika PDIP itu sudah benar-benar ditinggalkan oleh Presiden Jokowi," tuturnya.
Baca Juga: PDIP Sebut Jokowi Tak Ada Niat Urus Maritim, Klaim Ganjar-Mahfud akan Percepat Program yang Mandeg
Di sisi lain, politisi PDIP Putra Nababan menyebut ucapan Ganjar yang mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi ingin menunjukkan bahwa PDIP akan melakukan percepatan atas program-program yang mandeg apabila pasangan Ganjar-Mahfud MD terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
"Jadi apa yang dilakukan Pak Jokowi itu akan kami bawa, akan kami lakukan, bedanya kami akan melakukan percepatan," ujarnya.
"Artinya, karena pak Jokowi tidak mampu melaksanakannya, nggak apa-apa. Artinya beliau adalah seorang kader, nah dilanjutkan oleh kader dengan percepatan," ujarnya.
Saat ditanya mengapa baru mengkritisi program Jokowi belakangan ini. Politisi sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengaku PDIP telah mendesain sikap atau positioning Ganjar sejak bulan Maret 2023.
"Sejak bulan Maret yang lalu, kami salah satu pendesainnya bahwa positioning Pak Ganjar memang tidak hanya melanjutkan Pak Jokowi, kalau melanjutkan itu nge-bebek kan? Kita mau Pak Ganjar itu melakukan percepatan," katanya.
Baca Juga: Hormati Keputusan MKMK, Gibran Persilakan Warga Menilai Pencalonannya Jadi Bacawapres Prabowo
Ia menegaskan bahwa PDIP sudah bersikap sejak sebelum Jokowi meninggalkan partai berlambang kepala banteng itu.
"Waktu Pak Jokowi belum meninggalkan kita pun, kita sudah pada positioning percepatan, jadi sekarang sudah ditinggalkan tetap juga percepatan, jadi nggak ada yang berubah," kata Putra Nababan.
"Yang berubah adalah Pak Jokowi dan keluarganya," kata anak dari politisi senior PDIP, Panda Nababan, itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.