JAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo punya lima gagasan utama dalam memaknai kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
Ganjar menilai kebijakan luar negeri bebas aktif memang perlu didefinisikan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan internasional.
Menurut Ganjar pengertian bebas tidak hanya terbatas tidak terhalang, terganggu tapi juga bebas dalam merumuskan kebijakan yang strategis.
Sedangkan aktif tidak sebatas dinamis dan mampu beraksi dan bereaksi, tapi perlu mengambil inisiatif dalam problem bilateral dan multilateral.
Ganjar menyatakan, dari pengertian tersebut lima gagasan yang bisa sejalan dengan kebijakan dalam negeri.
Baca Juga: TPN Ganjar-Mahfud Ajak Pendukung Jaga Suara agar Tidak Hilang Disabotase Maupun di Perjalanan
Pertama, lumbung pangan dunia.
Ganjar menjelaskan, Indonesia punya potensi sebagai lumbung pangan dunia.
Ganjar menilai produksi beras di Tanah Air lumayan, meskipun rata-rata masih 5,9 ton per hektar.
Namun saat dirinya dengan para pakar dan petani, Indonesia bisa mencapai 12 ton per hektar.
"Saya kira kalau lah bisa meningkatkan 7 ton saja, maka produksi itu sudah sangat luar biasa. Itu artinya butuh modernisasi, Mekanisasi dan intervensi pemerintah. Termasuk dalam pengelolaannya," ujar Ganjar saat pemaparan di Kebijakan Luar Negeri di CSIS, Selasa (7/11/2023).
Ganjar menjelaskan, salah satu kebijakan untuk mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia adalah menjadikan Badan Urusan Logistik (Bulog) kepada fungsi awal.
Hal ini agar negara dapat memastikan ketersediaan kebutuhan pangan pokok.
"Sehingga kebutuhan pokok itu negara harus menguasai, tidak bisa diliberalkan seperti ini dan itu biasanya yang buat petani kalah," ujar Ganjar.
Baca Juga: Ganjar soal Tolak Timnas Israel: Itu Keputusan Politik Luar Negeri Kita!
Kedua, soal kemandirian energi.
Ganjar mengakui transisi energi yang harus disiapkan perlu modal yang besar.
Dengan kebijakan Bebas Aktif Indonesia bisa mengajak negara sahabat untuk terlibat dalam investasi transisi energi.
"Kami hitung-hitungan investasi energi baru terbarukan bisa sampai Rp1,300 triliun. Mungkin yang melihat angka ini ketakutan karena ini tidak akan bisa dieksekusi. Tapi mereka yang punya peluang bisnis maka ini akan ditangkap dan akan menyerap tenaga kerja," ujar Ganjar.
Ketiga yakni kedaulatan Maritim.
Ganjar menilai kontribusi industri dari laut di Indonesia belum optimal.
inventarisasi pulau-pulau kecil di Indonesia juga penting agar sengketa pulau Sipadan dan Ligitan tidak terjadi lagi.
Baca Juga: [FULL] Program Lumbung Pangan Ini Berpihak ke Siapa? | BERKAS KOMPAS
Dalam pengamanan di kawasan perairan Indonesia perlu dioptimalkan kembali kerja sama dan perjanjian internasional untuk penguatan posisi di Indonesia serta menggandakan anggaran pertahanan laut.
"Bangun kompleks industri pertahanan di dalam negeri, ini cikal bakalnya sudah ada hanya butuh keseriusan untuk ditangani dengan target-target terukur dengan perkembangan global," ujar Ganjar.
Keempat Industrialisasi. Ganjar ingin mendorong Indonesia menjadi "save haven" industrialisasi di dunia.
Indonesia punya modal untuk didiplomasikan ke banyak negara, dengan begitu Indonesia bisa menjadi penghubung manufaktur alternatif.
"Apalagi dengan negara-negara yang punya relasi dekat dengan industri tertentu atau sumber daya tertentu. Contohnya kita punya cadangan parsi kuarsa yang cukup besar, kalau kita ingin buat industri panel surya kita bisa mengajak beberapa negara sahabat untuk bermitra dengan kita," ujarnya.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Beri Masukan, Ini Tautan Visi Misi dan Program Ganjar Mahfud untuk Pilpres 2024
Kelima yakni pelindungan WNI.
Ganjar mendorong agar penempatan diplomat sesuai dengan isu kerja sama utama di negara tujuan.
Hal ini untuk menekan kasus pekerja migran Indonesia yang ada di luar negeri.
Ganjar juga ingin mendorong keterlibatan diaspora dalam riset-inovasi untuk memperkuat industri nasional dan mendorong agar Indonesia bebas visa di 120 negara.
"Target Indonesia bebas visa ini menjadi catatan penting agar di antara beberapa negara ini bisa jauh lebih mudah. Kalau ini dilakukan rasa-rasanya hubungan kita dengan banyak negara jauh lebih baik," ujar Ganjar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.