JAKARTA, KOMPAS.TV - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru yang dilakukan 14-20 September 2023, terkait peta elektoral di Jawa Timur. Dalam simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi.
Hasil survei ini dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Minggu (1/10/2023). Jawa Timur dipilih karena memiliki potensi pemilih sekitar 16 persen dari total pemilih di Indonesia,
Jawa Timur juga disebut sebagai salah satu kunci pemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Untuk itu, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang harus diperhitungkan.
Baca Juga: Soal Pengumuman Cawapres Ganjar, PDIP: Paling Akhir Lebih Baik
Survei ini diikuti oleh 1.810 responden yang dipilih melalui metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pada simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo yang merupakan bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) unggul dengan angga 43,9 persen.
Sementara, bacapres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapatkan 33,8 persen, sedangkan Anies Baswedan yang diusung Partai NasDem mendapat 14,4 persen. Sebanyak 8 persen responden belum menentukan pilihan.
Survei tersebut juga menggali lebih dalam terkait kemungkinan responden yang sudah memiliki preferensi capres untuk mengubah pilihannya. Hasilnya, sebanyak 30,9 persen responden memiliki kemungkinan untuk mengubah pilihannya.
“Dalam literatur ilmu politik disebut dengan istilah swing voters, mereka yang mengatakan sudah punya pilihan, baik ke Anies, ke Ganjar, atau ke Prabowo, yang mengaku sangat besar berubah itu 30,9 persen, sepertiga pemilih Jawa Timur merupakan swing voters,” kata Burhanuddin Muhtadi.
Sedangkan, 64,9 persen menyatakan kecil kemungkinannya untuk mengubah pilihan mereka terkait capres. Sebanyak 4,2 persen tidak menjawab.
Baca Juga: Prabowo Acungkan Jempol soal Duet dengan Ganjar di Pilpres 2024: Semua Oke, Maju Terus
Dari data tersebut, Indikator Politik Indonesia juga menggali komposisi pemilih kuat dan pemilih lemah pada setiap capres.
Untuk Anies Baswedan, sebanyak 53 persen merupakan pemilih kuat dan 41,8 persen pemilih lemah. Untuk Ganjar Pranowo, 69,7 persen pemilih kuat dan 26 persen pemilih lemah. Sedangkan untuk Prabowo, 63,7 persen pemilih kuat dan 32,6 persen pemilih lemah.
“Mas Anies menghadapi PR, karena pendukungnya masuk kategori pemilih yang iman politiknya masih lemah,” kata Burhanuddin Muhtadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.