DEPOK, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo menanggapi tentang anggapan petugas partai yang pernah diucapkan oleh Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri.
Anggapan tentang petugas partai itu disampaikan oleh seorang mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Indonesia (UI) bernama Naufal dalam Kuliah Kebangsaan yang digelar hari ini, Senin (18/9/2023).
"Jika Bapak terpilih sebagai presiden RI ke-8, apakah Bapak tetap dengan prinsip 'tuanku ya rakyat, gubernur hanya mandat' dan tidak menjadi boneka Megawati?" tanya Naufal.
"Apakah Bapak tetap menjadi petugas rakyat atau petugas partai?" imbuhnya.
Ganjar lantas menjawab pertanyaan tersebut dengan singkat dengan bertanya balik kepada Naufal.
"Naufal, kamu mengikuti saya selama 10 tahun jadi gubernur?" tanya Gubernur Jawa Tengah yang terpilih dua kali pada periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu.
Naufal lantas menjawab bahwa dirinya "mengikuti" Ganjar sebagai gubernur.
"Oke, saya petugas siapa?" tanya Ganjar diikuti keheningan sesaat dari sang mahasiswa penanya, disusul tepuk tangan para peserta.
"Finish," imbuh Ganjar singkat.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Singgung Konflik Rempang di Kuliah UI, Jelaskan soal Konflik Agraria Tanah Adat
Ia lantas menjelaskan bahwa dirinya menangkap adanya ketakutan yang dihadapi generasi muda, khususnya generasi milenial yang saat ini mulai berusia 30 tahun ke atas.
"Generasi yang lebih muda itu ternyata berada dalam ketakutan masa depan. Tekanan mental luar biasa, pilihan hidup menakutkan karena mesti bersaing dengan teknologi," ujarnya.
Ia lantas menyebutkan sejumlah hal yang membuat generasi muda merasa khawatir dan takut akan masa depan, sebelum akhirnya mengungkapkan bahwa masyarakat tak perlu takut soal cap "petugas partai" yang disematkan kepada dirinya.
"Anda enggak perlu takut soal petugas partai atau tidak," ujarnya.
Baca Juga: Soal Proyek Rempang Eco-City, Menteri Bahlil Khawatir Ditinggal Investor: Kita Butuh Mereka
Ia lantas mengaku diserang oleh rekannya sendiri sebelum diusung sebagai bacapres PDI-P.
"Saya digebukin oleh teman sendiri, dan itu buat kami biasa saja, wong belum putus kok, belum putus," ungkap Ganjar.
"Dinamika seperti itu saya nikmati, biasa saja," imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa dirinya merupakan kader partai saat tak menjabat sebagai kepala daerah. Akan tetapi, saat menduduki jabatan sebagai kepala daerah, Ganjar mengatakan, dirinya hampir tak pernah hanya berpihak kepada partainya.
"Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan, itulah melayani. Jadi kita bisa membedakan, ketika kita sudah berada di dalam jabatan, apa yang kita lakukan," ujarnya.
"Kalau Anda riset soal saya, apa yang saya lakukan, adakah kemudian saya hanya berpihak pada partai saya? Mungkin nyaris Anda tidak akan pernah menemukan itu," tegasnya.
Ganjar lantas meminta stafnya untuk meminta alamat Naufal untuk mengirimkan dua buku tentang dirinya.
"Agar kamu Naufal, bisa mengetahui, kamu akan saya kirimi dua buku saya," jelas Ganjar.
Baca Juga: Jokowi Klaim Punya Data Intelijen Soal Parpol, PBHI: Jangan Sampai Kita Kembali ke Rezim Orba
Ia mengatakan, dua buku tersebut akan membantu mahasiswa itu untuk menentukan pilihan di pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024 secara objektif.
"Mungkin buku itu cukup bisa menjelaskan keraguanmu, agar kelak nanti, kamu boleh menentukan pilihan dengan objektif, siapa yang mau kamu pilih," ucapnya.
"Tidak harus Ganjar, jangan tergesa-gesa milih Ganjar," sambungnya.
Ganjar mengatakan, dua buku yang akan dikirimkan kepada Naufal akan menunjukkan keputusan-keputusan penting yang pernah diambil Ganjar selama memimpin Jawa Tengah.
Mendengar jawaban Ganjar, Naufal kembali meminta konfirmasi jawaban.
"Berarti Bapak komitmen tidak disetir partai tapi rakyat?" tanya Naufal.
"Simpan saja Naufal, kalau aku bicara itu kan next, kalau itu next Naufal, kamu paling (bilang), 'Ah, habis ini ya enggak tahu'. Tapi saya minta kamu lihat 10 tahun saya, 10 tahun bukan waktu pendek, dan 10 tahun itu artinya saya terpilih dua kali," ucap Ganjar.
Ungkapan "petugas partai" terhadap Ganjar diucapkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada awal Juni tahun ini.
"Jadi kalau saya pilih Pak Ganjar, itu bukan... Meskipun saya juga bilang, 'awas kalau kamu enggak ngomong ya, kamu kader partai, petugas partai seperti saya juga," kata Megawati usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (2/6/2023).
"Nah, untung beliaunya nurut," sambung Presiden ke-5 RI itu.
Ia menekankan, orang yang dipilih PDI-P sebagai bacapres atau bacawapres bukan untuk kepentingan perorangan atau PDI-P semata, melainkan untuk kepentingan publik atau kemaslahatan masyarakat di dalamnya.
"Jadi kalau saya milih orang (sebagai capres atau cawapres) itu, bukan kepentingan untuk sebetulnya PDI Perjuangan saja, tapi kemaslahatan bagi pemerintahan Republik Indonesia ini terus berjalan," jelasnya.
"Nah, jadi ya begitu. Jadi harus, makna itu harus dikumpulkan. Ini bukan bagi kepentingan partai atau perorangan. Ini adalah kemaslahatan bagi Republik Indonesia ini, supaya seperti apa yang diinginkan oleh para pendiri bangsa," tutur Megawati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.