JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak ingin memberikan bocoran kepada siapa dukungannya di Pilpres 2024 diberikan.
Bahkan Presiden Jokowi juga tidak menanggapi permohonan meminta restu yang disampaikan Ketua Umum Seknas Jokowi Rambun Tjajo untuk mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Awalnya dalam sambutan pembukaan Rakernas Seknas Jokowi, Rambun menjelaskan pihaknya telah mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.
Deklarasi dukungan ini tidak terlepas dari diskusi selama dua tahun belakangan mengenai tokoh yang bisa meneruskan kebijakan dan program yang sudah dibuat Presiden Jokowi.
Dari diskusi panjang tersebut, sambung Rambun, terpilihlah nama Ganjar Pranowo. Setelah PDI Perjuangan atau PDI-P mengumumkan Ganjar sebagai bakal Capres yang diusung pada 21 April 2023, relawan Seknas Jokowi kemudian menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca Juga: Relawan Jokowi Nyatakan Dukungannya ke Bakal Capres PDI-P Ganjar Pranowo!
Rambun dalam sambutannya juga sempat meminta maaf lantaran telah lebih dulu mendeklarasikan Ganjar, sebelum meminta izin ke Jokowi. Sebab kehadiran Jokowi di deklarasi Ganjar sudah menjadi tanda dukungan.
"Jadi begitu, Pak. Jadi mohon izin, Pak, mohon restu Pak, kalau kami akan berjuang untuk Mas Ganjar sebagai calon presiden," ujar Rambun dalam sambutan pembukaan Rakernas Seknas Jokowi, di Bogor, Sabtu (16/9/2023).
Dalam sambutannya Presiden sama sekali tidak menyinggung soal permohonan restu yang disampaikan Rambun.
Di awal sambutan, Presiden menegaskan pentingnya membangun kepercayaan. Presiden bercerita sejak menjadi pengusaha modal awal yang dibangun adalah kepercayaan.
Baca Juga: Detil! Begini Simulasi Dukungan Jokowi Berpengaruh ke Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies
Masuk ke dunia politik, hal yang sama juga tetap dilakukan, bahkan hingga menjadi Kepala Negara. Gagasan untuk menjadikan kepercayaan sebagai kunci kesuksesan tetap ditanamkan.
Hal ini jugalah yang membuat Indonesia di dunia internasional mendapat posisi tawar. Dalam memilih tempat duduk misalnya, Presiden meminta agar posisinya tidak jauh di pinggir, melainkan dekat dengan tuan rumah dan kepala negara maju.
Begitu juga saat sesi foto bersama. Presiden meminta posisinya berada di tengah atau dekat dengan tuan rumah dan kepala negara maju. Bukan di pinggir barisan.
Hal sederhana itu, sambung Presiden untuk menunjukkan Indonesia negara besar. Bukan negara "kaleng-kaleng"
"Saya hanya ingin mencoba posisi kita di mana, kuat atau tidak kuat. Dipercaya atau tidak dipercaya. Sulitnya disitu. Kalau kita tidak dipercaya kita minta mudah tapi tetap di pinggir. Saya minta paling tidak dekat-dekat dengan tuan rumah, kalau enggak saya tidak mau datang," ujar Jokowi.
Baca Juga: [FULL] Sambutan Jokowi di Rakernas Relawan Seknas: Bicara Soal Trust, Hilirisasi Hingga 2024
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.